Kamis, 31 Desember 2009

Mukjizat Nabi Isa as.


QS: Ali ‘Imran, ayat: 2:


اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ


Allah, tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Dia, Yang Hidup Kekal, senantiasa tiada hentinya setiap waktu mengurusi makhluk-Nya.

Karbalā' adalah sebuah kota di Irak, jaraknya sekitar 100 km sebelah barat daya Bagdad, penduduknya berjumlah 572.300 jiwa (tahun 2003), merupakan ibu kota Provinsi Al Karbala. Sekarang kota ini merupakan salah satu kota terkaya di Irak. Sumber devisanya berasal dari pengunjung yang beribadah dan produk pangan, terutama kurma. Kota ini memiliki sedikitnya 100 masjid dan 23 madrasah, di antaranya milik ulama terkenal, Ibnu Fahid, yang dibangun 440 tahun lalu. Nama kota bersejarah ini berasal dari akar etnis Assyria, Babilonia atau Persia. Kota ini merupakan makam umat Kristiani sebelum diambil alih oleh Islam. (Wikipedia Indonesia)


Karbala adalah sebuah lembah yang diberkahi, nabi Musa as. pernah diseru dari sebatang pohon disana, daerah ini juga terdapat tanah tinggi yang datar tempat Maryam as. melahirkan Isa ibn Maryam. Terdapat mata air yang digunakan oleh Maryam as. untuk membersihkan si kecil Isa sekaligus tempat dirinya mensucikan diri usai melahirkan anaknya Isa. Di zaman kelahiran Islam, mata air ini dipergunakan untuk membasuh kepala Husain cucu nabi Muhammad SAW. atau anak dari Ali bin Abi Thalib ra. dengan istri beliau Fatimah.


Isa adalah bayi yang terlahir dari rahim seorang ibu bernama Maryam dengan usia kandungan hanya enam bulan (riwayat Abu Abdillah ra.), beliau diciptakan berbeda, tanpa perkawinan, tetapi atas kekuasaan Allah SWT. melalui malaikat Jibril as. yang meniupkan ruhNya kepada Maryam. Serupa tapi tak sama, Dia juga telah lebih dahulu menciptakan nabi Adam as. dan Siti Hawa tanpa kehadiran sang ayah dan sang ibunda (QS: Ali ‘Imran, ayat; 59).


Ali bin Abi Thalib ra. mengisahkan pada suatu khotbah tentang Isa ibnu Maryam as.; dia adalah seorang yang menjadikan batu sebagai bantal, memakai busana berbahan kasar, lauk pauknya adalah lapar, pelitanya dimalam hari adalah bulan, tempat berteduhnya seluruh bagian dunia dimulai dari Timur ke Barat, makanan yang ditumbuhkan oleh bumi untuk ternak dan hewan berupa buah-buahan merupakan makanan baginya, dia tidak punya istri yang akan melalaikannya beribadah kepada Rabbnya, tidak memiliki keturunan yang membuatnya sedih, tiada berhasrat memiliki harta yang membuat dia berpaling, jauh dari sifat tamak yang akan menghinakannya, alat transportasinya adalah sepasang kakinya, pelayannya berupa kedua tangannya.


Kakeknya bernama Imran as., seorang pemimpin bani Israel, masih memiliki garis keturunan dari nabi Daud as. (riwayat; Muhammad Ibn Ishaaq), beliau menikah dengan Hannah (saudari perempuan dari istri nabi Zakaria as.). Pernikahan mereka beberapa tahun belum dikaruniai keturunan. Ketika Hannah, istrinya mengandung bayi mereka, beliau meninggal dunia untuk selama-lamanya.

Allah SWT. menurunkan wahyu pada Imran as. ketika istrinya positif mengandung anaknya: sesungguhnya Aku (kata Allah) akan mengaruniaimu seorang keturunan laki-laki yang Kuberi kelebihan dimana dia punya kemampuan menyembuhkan; orang buta sejak dia dilahirkan kedunia dan orang yang menderita penyakit sopak. Dia juga atas seijinKu sanggup menghidupkan orang mati.


Allah SWT. merealisasikan sabdanya kepada Imran as. suatu hari ketika beliau mengutus malaikat Jibril as. untuk menemui Maryam puteri semata wayangnya (QS: Maryam, ayat 17-22). Dia adalah seorang wanita yang cantik jelita dan yang seumur hidupnya tidak pernah disentuh oleh seorang priapun. Allah Azza Wa Jalla akan memberinya seorang anak laki-laki yang suci, maka kemudian malaikat Jibril as. utusanNya, menjelma jadi seorang pria, meniupkan ruh ke Maryam as. sehingga saat itu juga beliau mengandung bayi bernama Isa (QS: Ali ‘Imran, ayat: 6; Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya).

Mukjizat yang diamanahkan Allah kepada Maryam as. menjadikan hari-harinya penuh kegelisahan, khawatir akan gunjingan orang-orang atas kehamilan dirinya yang tanpa suami. Dengan alasan tersebut beliau kemudian memutuskan untuk hijrah ke suatu tempat yang jauh (Karbala) dari Baitul Maqdis tempat mana selama ini ia mengabdikan diri kepada Allah SWT. dengan memuja-muji nama Rabb-nya siang dan malam.


Beberapa bulan kemudian, merupakan juga babak baru kehidupan Isa as., ibunya merasakan tanda-tanda kelahiran, perutnya mulai merasa mules dan akhirnya beliau melahirkan bayinya dibawah perlindungan malaikat Jibril as., dibawah pohon kurma. Malaikat Jibril as. berseru kepada Maryam; kamu tidak usah khawatir dengan semua ini Maryam karena Allah Yang Maha Kuasa telah menyiapkan segala sesuatunya buat hambanya yang hari-harinya diikhlaskannya untuk beribadah dan memuji-muji untuk memuliakan Rabbnya. Sucikanlah dan bersihkanlah dirimu serta anakmu dengan air dari mata air yang mengalir didekatmu. Jika engkau dahaga minumlah sepuasmu di mata air tersebut dan jika engkau lapar goyang-goyangkanlah pelepah pohon kurma didekatmu maka akan berguguranlah buahnya sehingga jika kamu makan bisa mengenyangkan perutmu. Dan satu hal lagi yang perlu kamu camkan, nanti jika orang-orang bertanya tentang bayi ini, katakan kamu sedang berpuasa berbicara untuk membayar nazar kepada Tuhanmu Yang Maha Pemurah.


Muhammad SAW. bersabda: Ketika Isa ibn Maryam dilahirkan kedunia, kala itu negerinya di perintah oleh seorang Raja bernama Asikh bin Isykan, usia pemerintahannya kala itu lima puluh satu tahun, dia berkuasa selama dua ratus enam puluh enam tahun. Allah SWT. memberikan cahaya, hikmat, seluruh ilmu para nabi dan kitab Injil serta mengutusnya ke Baitul Maqdis untuk menyeru bani Israel agar beriman kepadaNya sampai usianya tiga puluh tiga tahun.


Janji Allah adalah benar. Beliau memberikan banyak sekali mukjizat kepada nabi Isa as. diantaranya adalah:

1. Allah membuat dia sanggup berbicara laiknya orang dewasa, beberapa waktu setelah dia dilahirkan kedunia, alasannya agar ibunya terjaga dari fitnah dan kelahirannya memang kehendak sang Pencipta yang telah di sampaikan kepada kakeknya Imran as. Kata-kata beliau ketika masyarakat disekitar Baitul Maqdis bertanya kepada sang Ibunda yang saat itu diperintahkan puasa oleh Allah SWT. (QS: Maryam: ayat; 30-33): aku ini hamba Allah, nabi Allah, akan diberi kitab Injil, akan diberkahi dimana saja aku berada, nanti aku diperintahkan menjalankan shalat, harus menyisihkan sebagian hartaku untuk zakat, aku akan berbakti kepada Ibuku, Allah SWT. tidak menjadikan aku seorang yang sombong dan celaka, kesejahteraan semoga terlimpahkan pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku meninggal serta pada saat aku dibangkitkan.


2. Disempurnakan Ilmu Pengetahuan baginya, diberkahi dimana saja dia berada. Isa as. beliau penikmat travelling dengan kedua kakinya atau mengembara dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain. Muhammad Rasulullah SAW. menyampaikan sejumlah kegiatan perjalanan saudaranya tersebut sehubungan “dimana ada Isa as., Allah SWT. menurunkan barokahNya”. Berikut beberapa kisah yang diterima beliau dari Rabb-Nya melalui malaikat Jibril as.; (riwayat dari Ali bin AbiThalib ra.) di sebuah kota dalam suatu perjalanan beliau bertemu sepasang suami istri yang shaleh tetapi entah kenapa suaminya berhasrat untuk berpisah dengan istrinya bukan karena selingkuhan tapi karena raut wajah sang istri yang kusut masai setiap hari. Keduanya diberi tip oleh Isa as. saat perjumpaan dengan sang nabi, sarannya jika kalian makan sebaiknya jangan sampai kenyang karena bila berlebihan akan menyesaki dada hal itu mengurangi kesegaran diwajahmu. Istri yang shalehah tersebut mengikuti anjuran nabi Isa as. tidak lama wajahnya telah memancarkan sinarnya lagi, sehingga suaminya semakin sayang padanya.


Diperjalanan yang lain, Isa as. melewati sebuah perkampungan, didapatinya buah-buahan penduduk didesa tersebut diserang hama ulat. Beliau kemudian menanyakan pada petani desa itu, bagaimana cara kalian menanam pohon buah? Biasa kata petani-petani tersebut, pohon buah ditanam dalam lobang kemudian dimasukkan tanah bercampur pupuk setelah itu diguyur dengan air. Oww seperti itu, mau kutunjukkan cara yang lebih baik? Pokok pohon buah yang akan ditanam sebaiknya disirami air dulu baru kemudian ditimpa dengan tanah yang telah dicampurkan dengan pupuk, kalau urutan-urutan tersebut kalian jalankan niscaya ulat-ulat itu tidak masuk kedalamnya. Ketika saran itu mereka praktekkan, buah-buahan hasil panen kebun mereka tidak lagi dijumpai ulatnya.


Suatu hari dalam pengembaraannya beliau isa ibnu Maryam masuk kesebuah perkampungan kafilah yang lagi di dera penyakit aneh, wajah mereka terlihat bewarna kekuningan, mata mereka kebiruan warnanya. Bertanyalah kafilah tersebut kepada Isa as., gerangan penyakit apa yang menimpa kami ya, nabi Isa as.? Hm…hm, apakah kalian jika makan daging tidak pernah mencucinya terlebih dahulu? Betul sekali, selama ini kami jarang sekali memasak daging dengan mencucinya terlebih dahulu. Kalau begitu ubahlah kebiasaan kalian dengan mencuci bersih dahulu daging tersebut sehingga kuman dan bakteri keluar darinya. Penyakit aneh tersebut berangsur hilang dan punah sama sekali setelah menjalankan perintah Isa as.


3. Mukjizat lainnya dari Allah SWT adalah kemampuan menghidupkan seseorang yang telah mati. Dikisahkan bahwa yang pernah dihidupkan oleh nabi Isa as. adalah Sam bin Nuh, Isa Ruhullah mendatangi kuburannya, beliau berkata setibanya di makam: bangkitlah engkau Sam bin Nuh, kemudian terbelahlah kuburannya. Isa as. seterusnya berkata: Engkau menyukai hidup lagi atau kembali terbujur di alam kubur? Sam bin Nuh menjawab; kupilih alam kubur karena tak kuat aku merasakan panasnya saat kematian merenggut ruhku hingga detik ini.


Pada kesempatan lain beliau menghidupkan seorang sahabatnya. Isa Ruhullah seringkali berkunjung ketempat sahabatnya ini, suatu ketika dia berniat berkunjung ke rumah sahabatnya setelah beliau menyelesaikan sebuah perintah Rabbnya. Pulang dari perjalanan dia mampir ke rumah sahabatnya, sesampai di sana dia sangat terkejut karena temannya itu telah tiada. Bersama dengan ibu sahabatnya dia pergi ketanah pekuburan untuk ziarah sekaligus menghidupkan dia kembali. Isa as. berdoa kepada Allah SWT. dipinggir kuburannya, sesaat kuburan tersebut membuka keluarlah sahabatnya. Ibu dan anak, keduanya berpelukan sambil menangis. Isa as. menanyakan: wahai sahabatku kamu ingin hidup bersama ibumu kembali? Jawab sahabatnya: apakah maksud engkau hidup bisa makan, diberi rezeki, ada batasan umur, ataukah tanpa makan, tanpa rezeki, tanpa batasan umur? Isa Ruhullah kemudian berkata: ya, kamu hidup seperti layaknya manusia biasa, bisa makan, memperoleh rezeki, umurmu ditambah dua puluh tahun lagi, dan kamu memiliki istri serta punya anak darinya. Kalau begitu aku bersedia kembali hidup bersama ibuku.


4. Daud Ar Raqi mengisahkan cerita lain dari mukjizat Isa as. yang didengar dari Abu Abdillah ra.: Hobi Isa as. adalah travelling, kali ini bersama salah satu dari sahabatnya bepergian ke suatu tempat, mereka tiba dipinggir pantai, lalu dia berjalan ke arah laut dengan mengucapkan kata Bismillahi Isa as. berjalan diatas air laut, sahabatnya meniru apa yang dilakukan Isa ibn Maryam as. dengan berucap Bismillahi lalu dia mengikutinya berjalan diatas air laut. Tak lama kemudian sombong menggodanya, kamu juga bisa berjalan diatas air laut lalu apa kelebihan Isa as. dari dirimu? Detik itu juga ia tenggelam, apa yang kamu pikirkan sobatku, Tanya Isa as. pula? Sombong jawab sobatnya jujur, kupikir apa kelebihan Isa as. dari ku, sama-sama bisa berjalan diatas air? Eh…heee…malah ku tenggelam. Sebaiknya bertobatlah kamu kepada Allah Yang Maha kuasa, sobatnya lalu bertobat dan kembali mereka berdua melanjutkan perjalanan yang tertunda.


5. Abu Abdilla ra. berkata, mukjizat lain yang diberikan Allah SWT. kepada Isa ibn Maryam adalah kemampuannya menyembuhkan orang yang menderita kebutaan sejak lahir atau buta bawaan dan orang-orang yang menderita penyakit sopak.


6. Kisah yang dituturkan Muhammad Rasulullah SAW. dicerita ulang kembali oleh Abu Ja’far ra.: Suatu malam sekumpulan orang-orang Yahudi berniat membunuh Isa as., malaikat Jibril as. atas titah Allah SWT. datang dalam wujud aslinya menyambangi dan menaungi Isa ibn Maryam as., saat sayapnya mengembang beliau melihat sebuah tulisan, bunyinya:


Allahumma inni ad ’uka bismika al Wahidu al A ’azzu wa ad ’ukallahumma bismika al Kabir al Mutaali al ladzi tsabata bihi arkanuka an taksyifa ‘anni ashbahtu wa amsaitu fiihi.


Ya Allah, sesungguhnya aku berdoa kepadaMu dengan namaMu yang Maha Esa lagi Maha Mulia dan aku berdoa kepadaMu ya Allah dengan namaMu yang Maha Besar lagi Maha Tinggi yang menjadi kukuh dengan pilar-pilarMu seluruhnya agar Engkau menghilangkan segala kesusahanku pada waktu pagi dan sore.

Isa ibn Maryam as. berdoa dengan kalimat tersebut, lalu Allah berfirman kepada malaikat Jibril as.: “Angkat dia ke sisiKu

Kamis, 24 Desember 2009

Rabu, 23 Desember 2009

RAHASIA USIA PANJANG NABI KHAIDIR as.


Ainul Hayah adalah suatu mata air kehidupan. Sang Maha Khalik telah menciptakannya sebagai suatu sumber mata air di bumi dan bilamana suatu makhluk yang memiliki nyawa atau ruh meminum air dari “ ‘ainul hayah “ tersebut, maka baginya oleh Allah Azza Wa Jalla diberikan umur yang panjang dimana dia akan hidup sampai datangnya bunyi terompet Sangkakala sebagai pertanda datangnya hari Kiamat kecuali jika dia sendiri yang meminta kematian baginya.

Informasi ‘ainul hayah bermula karena pertemanan Dzulkarnaen dengan malaikat yang bernama Rafail. Pertemanan mereka bermula setelah Nabi Dzulkarnaen as. sepenuhnya menguasai negeri Timur dan Barat, sang malaikat diutus oleh Allah Yang Maha Kuasa untuk berbicara lansung dengan sang Nabi. Keakraban muncul dalam hubungan mereka karena seringnya terjadi kontak antar keduanya , suatu waktu dalam pertemuan mereka; sang Raja yang juga Nabi tersebut menanyakan perihal cara beribadah para malaikat dilangit sana?

Atas pertanyaan sang Nabi tersebut lalu malaikat Rafail menceritakan model peribadatan yang dilakoni oleh para malaikat di langit, cara peribadatan mereka bisa digolongkan dalam tiga (3) model katanya pula, yaitu;


1. golongan yang beribadah dengan cara berdiri sepanjang hidupnya;


2. kelompok malaikat yang beribadah dengan cara ruku’ sepanjang hayatnya;


3. sebagian malaikat yang beribadah hanya melakukan sujud tanpa pernah mengangkat kepalanya sampai akhir zaman kelak.

Usai mendengar uraian malaikat tersebut, seketika hati dan jiwa beliau bergetar hebat, airmata beliaupun tanpa sadar telah meleleh dipipinya. Sedetik itu juga muncul impian beliau dan kemudian ia berkata; sungguh aku ingin selamanya dapat hidup yang pada akhirnya bisa meraih limit beribadah kepada Rabb-ku yang pantas bagi-Nya.

Karena kedekatan keduanya sudah begitu erat terjalin dan melihat kesungguhan sahabatnya tersebut untuk beribadah kepada Allah yang muncul dari lubuk hatinya yang paling dalam, akhirnya sang malaikat tanpa sadar membocorkan suatu rahasia yang terdapat di bumi dimana belum ada makhluk lain yang mengetahuinya. Allah Azza Wa Jalla, menurut sang malaikat, telah menciptakan sebuah mata air, dia diberi nama ‘ainul hayah atau mata air kehidupan. Jadi, jika engkau sobatku, ucap malaikat Rafail, punya kesempatan meminumnya, menurut Firman Allah SWT; siapa-siapa makhluk yang meminumnya, ia senantiasa tidak akan pernah mati kecuali dirinya sendiri yang menginginkan kematian untuknya.

Penasaran! betul sekali, sang Raja penasaran, beliau bertanya kepada sobatnya Rafail, tahukah engkau dimana keberadaannya? Sobatnya Rafail menjawab; persisnya posisi dan letak dari mata air tersebut aku sama sekali tidak tahu meskipun kami para malaikat sering memperbincangkannya di langit. Tetapi ada beberapa petunjuk ke arah sana yaitu mata air tersebut letaknya ditempat yang gelap gulita, jin dan manusia belum pernah menjamahnya. Itu saja informasi yang aku miliki untukmu, selebihnya kamu cari tahu sendiri.

Raja Dzulkarnaen punya sahabat karib, namanya nabi Khaidir as., karena keinginannya yang kuat untuk memenuhi impiannya mencari tahu sumber mata air kehidupan, beliau memanggil sahabatnya tersebut dan sekitar tiga ratus lima puluh sembilan (359) sahabat-sahabat lainnya. Beliau memiliki informasi bahwa ada tiga ratus enam puluh (360) sumber mata air yang letak dan posisinya punya korelasi sangat erat dengan apa yang diinformasikan sahabatnya malaikat Rafail yaitu mata air yang letaknya ditempat gelap gulita, belum pernah di jamah jin dan manusia. Salah satu dari 360 sumber mata air tersebut menurut indera keenamnya adalah ‘ainul hayah.

Sang Raja memanggil semua sahabatnya, setiap mereka diberitahu nama sebuah mata air dengan lokasi keberadaannya dan di bekali seekor ikan, lalu setiap sahabatnya disuruh mencuci ikan masing-masing di mata air mereka. Singkat cerita, Khaidir dan para sahabat berlalu menuju sumber mata air bersama dengan membawa seekor ikan. Masing-masing dari mereka menemukan sumber mata air yang sesuai dengan peta yang mereka miliki, selanjutnya mereka mencuci ikannya masing-masing. Khaidir sahabat dekat sang Raja ternyata mengalami musibah, si ikan yang sedang dibersihkan di mata airnya terlepas dari genggamannya, ikan tersebut kabur, menjauh darinya. Bagaimana ini katanya? Kalau Raja nanti bertanya kepadaku, aku harus menjawab apa?

Dia mengambil keputusan untuk menangkap kembali ikan yang terlanjur lepas dari tangannya, buru-buru ia menanggalkan pakaiannya, selanjutnya dia ceburkan badannya ke dalam sumber mata air tersebut dengan tujuan menangkap kembali ikan yang terlepas dari tangannya. Tapi apa lacur, jangankan bisa menangkap ikan tersebut malahan secara tak sengaja beliau meminum air dari sumber mata air tersebut. Setelah sekian lama berlalu dia mencari-cari ikan yang kabur di sumber mata air, akhirnya ikan tersebut malah menghilang dari pandangannya. Beliau pulang menghadap sang Raja dengan tangan hampa sementara 359 sahabatnya yang lain pulang dengan ikan masing-masing di tangannya.

Sang nabi atau raja Dzulkarnaen menerima laporan perjalanan masing-masing sahabat mencari sumber mata air dan pekerjaan mencuci ikan yang mereka bawa. Pada gilirannya nabi Khaidir as., beliau melaporkan kejadian yang menimpanya secara jujur kepada sang raja. Beliau berkata pada raja: maafkan aku sobat, aku telah menemukan mata air yang engkau amanahkan padaku, aku juga akan mencuci ikan tersebut untukmu tapi karena kelalaianku ikan tersebut terlepas dari genggamanku dan melompat kedalam sumber mata air itu. Kuberusaha menangkapnya kembali sampai-sampai aku menceburkan diri kedalam mata air tersebut tapi ternyata semua usahaku gagal dalam menangkap dan membawanya kembali pulang.

Raja Dzulkarnaen, pergi mencek letak dan posisi mata air sahabatnya Nabi Khaidir as., sesampai dilokasi yang telah diinformasikan kepadanya, beliau tidak menemukan sesuatu apapun disana. Beliau bergegas kembali pulang dan kemudian memanggil sahabatnya nabi Khaidir as. selanjutnya beliau mengucapkan selamat; ya sahabatku, Khaidir, ternyata engkau telah berhasil mewujudkan impianku meminum mata air kehidupan (‘ainul hayah), dimana barang siapa yang minum dari mata air tersebut menurut Firman Rabb kita, Allah Azza Wa Jalla, ia akan hidup sampai Sangkakala di tiup oleh malaikat Israfil.

Sabtu, 12 Desember 2009

SEPENGGAL KISAH PERJALANAN SANG RAJA ZULKARNAEN

Dalam sebuah sekuel perjalanan Sang Raja Timur Barat, raja pertama setelah era Nabi Nuh as., dikala itu sang Raja, namanya adalah Iyyasha, bergerak bersama dengan balatentaranya, dalam sebuah perjalanan kesekian kalinya setelah menaklukkan negeri-negeri yang kafir kepada Allah SWT. Mereka berjumpa dengan segolongan umat dari kaum Musa as. yang taat kepada Allah SWT., karena sudah melewati perjalanan yang jauh dan rasa lelah sudah menghinggapi Raja dan pasukannya, lalu mereka beristirahat di kampung tersebut.

Sang Raja, mengamati dan melihat, ternyata dijumpainya keganjilan dan keanehan di lingkungan pemukiman kaum tersebut diantaranya:

1. orang yang meninggal di kubur di depan pintu masuk gubuk mereka
2. gubuk-gubuk mereka tidak punya daun pintu alias hanya ada kusen pintu
3. mereka tidak memiliki pemimpin
4. tidak ada hakim di jumpai disana
5. tidak ada raja dijumpai dalam kafilah tersebut, dan lain sebagainya.

Lalu beliau bertanya kepada kaum tersebut kenapa hal tersebut bisa terjadi; untuk itu mari kita simak dialog beliau dengan kaum umat Nabi Musa as. tersebut dibawah ini:

Raja: Wahai saudaraku, boleh aku diberitahu kenapa kuburan ada di depan pintu rumah kalian?
Kaum umat nabi Musa as.: Oh itu, agar kami tidak melupakan kematian dan agar dia tidak hilang dari hati kami.


Raja: sesaat aku berkeliling disekitar kampong, kujumpai semua rumah kalian menganga tanpa ada pintu, kenapa begitu? bisa dijelaskan?
Kaum umat nabi Musa as.: tidak ada satupun diantara kami punya tabiat mencuri, hidup kami Lillahi Ta’ala.


Raja: Kok diantara kalian tidak terdapat penguasa?
Kaum umat nabi Musa as.: selain yang telah kami sebut diatas, kami semuanya tidak pernah berbuat lalim.


Raja: disini juga tidak butuh hakim kalau begitu?
Kaum umat nabi Musa as.: benar yang mulia, kami sejauh ini tidak pernah bertengkar, untuk apa hakim bagi kami.


Raja: artinya kalian tidak punya pemimpin atau raja juga dong?
Kaum umat nabi Musa as.: tepat sekali yang mulia, diantara kami tidak memiliki persaingan

Raja: kalau begitu diantara kalian tidak pernah berkeinginan mengungguli yang lainnya?
Kaum umat nabi Musa as.: ya, kami suka tolong menolong dan saling mengasihi sesama.

Raja: kenapa diantara kalian tidak pernah muncul perselisihan dan pertentangan?
Kaum umat nabi Musa as.: kami semua bersahabat dan kami berupaya menjaga hubungan kami secara terbuka sehingga tiada kecurigaan apapun diantara kami.


Raja: kalau begitu diantara kalian tidak ada pertengkaran apalagi pembunuhan?
Kaum umat nabi Musa as.: So pasti itu, kami berupaya menguasai tabiat, hati, jiwa sehingga hal tersebut tidak pernah kami lakukan.

Raja: kenapa kalian pilih hidup cara begini? Berjalan searah di jalan yang lurus?
Kaum umat nabi Musa as.: mh…mmh, kami seirama tidak berdusta, satu bahasa tidak saling menipu, dan sama-sama tidak suka mempergunjingkan yang lainnya. Jadi kami seperjalanan dalam mengarungi hidup.


Raja: ada yang menarik di kaum ini, tidak ada kemiskinan yang terlihat, bagaimana cara kalian menyiasatinya?
Kaum umat nabi Musa as.: oh…oh…anda detail sekali mengamati kami, kuncinya atas azas keadilan…adil sesama…cukup untuk semua.


Raja: kalau begitu diantara kalian tidak ada kekerasan? Mengapa?
Kaum umat nabi Musa as.: kami adalah sekumpulan orang-orang yang rendah hati dan tawadhu’.


Raja: sepintas terlihat umur kalian diatas rata-rata, usia yang tua dari kalian banyak yang hadir disini, bagaimana bisa ini?
Kaum umat nabi Musa as.: kami menjalankan hidup secara benar, tidak ngoyo tapi tawakal kepada Allah Yang Maha Kuasa, makan makanan yang sehat dan halal.


Raja: apakah kalian pernah ditimpa paceklik?
Kaum umat nabi Musa as.: kami mengatur kebutuhan hidup kami sesuai dengan kebutuhan dan yang paling penting adalah kami tidak pernah alpa beristighfar kepada Rabb kami.

Raja: roman muka kalian seakan-akan tidak pernah memperlihatkan kesedihan alias hati kalian gembira selalu, apa gerangan yang memungkinkan itu bisa terjadi?
Kaum umat nabi Musa as.: itu…kami siapkan diri kami jika sewaktu-waktu datang musibah dengan ikhlas, sehingga kami senantiasa menghibur diri kami.


Raja: apakah kalian tidak pernah mendapat bencana?
Kaum umat nabi Musa as.: kami perhatikan nenek moyang kami terbiasa mengasihani orang-orang miskin diantara mereka, membantu orang fakir disekelilingnya, memaafkan orang yang menzalimi mereka, melakukan kebaikan bagi yang mencelakakan mereka, memohonkan ampun kepada Allah bagi mereka yang berbuat kesalahan, tiada henti bersilaturrahim dengan sesama, selalu berkata benar, tiada dusta diantara mereka, sehingga Allah memperbaiki bagi mereka segala urusan.

Akhir petualangan raja Zulkarnain menaklukkan negeri-negeri dari Timur ke Barat ternyata berakhir di negeri kaum umat Musa as., beliau menghabiskan usia pengembaraan berperang terhadap negeri-negeri yang tidak beriman dan menjalankan perintah Allah, dinegeri ini dia mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati sampai dia kembali kepangkuan RabbNya dalam usia 500 tahun.

Rabu, 09 Desember 2009

100 TAHUN BERMUKIM DI SYURGA

(QS: Al-Baqarah; 30-39)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Ingat ketika Tuhan Yang Maha Kuasa berkata kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Malaikat menjawab: "Mengapa Engkau hendak menjadikan manusia (khalifah) di bumi sementara manusia akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih memuji nama Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan Yang Maha Kuasa berucap: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (30)
وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama benda seluruhnya, kemudian berkata kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda itu jika kamu memang makhluk yang benar" (31)

قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32)

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

Allah berkata: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka kemudian Adam menyebutkan semua nama benda itu, selanjutnya Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan" (33)

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Dan perhatikan sewaktu Kami berfirman kepada para malaikat dan iblis: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan makhluk yang kafir. (34)

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah olehmu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan yang baik di mana saja yang kamu sukai, dan “janganlah kamu dekati pohon ini”, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim. (35)

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِي
نٍ
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (36)

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kemudian Adam menerima petunjuk dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (37)

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Kami berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga, kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (38)

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (39)

Nabi Adam as., dari penuturan Abdul Rahman Ibn Amru Al Awzaiy hidup disyurga selama 100 tahun dan yang lainnya mengisahkan beliau tinggal di syurga lebih kurang 60 tahun.

SYURGA

Ketika bumi telah terbentuk sempurna, makhluk hidup disebar di darat dan di air, seperti tumbuhan dan hewan, kemudian Allah Yang Maha Kuasa menciptakan Malaikat dari cahaya (an nuur), Setan dari api (an naar; QS: Al-A’raf: 12), dan Jin dari nyala api (maarij, QS: Ar-Rahman: 15) atau dari api yang menyala (as samuum, QS: Al-Hijr: 27). Berikutnya Beliau berkeinginan menempatkan makhluk lain di bumi sebagai khalifah, karena maksudnya itu Allah Yang Maha Kuasa menitahkan para malaikat untuk berkumpul dan menceritakan impianNya tersebut. Lalu Allah Azza Wa Jalla membuka dialog dengan Malaikat:

Allah: Aku ingin menempatkan seorang khalifah di Bumi.

Malaikat: Mengapa Engkau ingin menjadikan seseorang sebagai khalifah di bumi padahal mereka akan membuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Sementara kami selalu bertasbih memuji namaMu dan mensucikan Engkau?

Allah: Sesungguhnya Aku mngetahui semuanya apa-apa yang tidak kalian ketahui.

Ibn Qatadah, menceritakan kembali apa yang diberitakan Rasulullah saw., bahwa malaikat telah menginformasikan kepada beliau tentang penciptaan Adam dan Jin, dimana dikabarkan bahwa Jin diciptakan sebelum Adam. Abdullah Ibn Umar menceritakan bahwa Jin diciptakan oleh Allah SWT dari bunga api kira-kira 2000 tahun sebelum Adam, Jin punya tabiat tidak terpuji karena mereka gampang sekali marah dan selanjutnya mereka saling bunuh-membunuh, sehingga Allah SWT. mengganjar mereka dan menjadikannya sebagai tentara dari Malaikat yang tugasnya menjaga laut dalam.

Allah Yang Maha Esa mewujudkan keinginanNya, menciptakan Adam dari tanah liat kering yang asal muasalnya dari lumpur hitam (QS: Al-Hijr: 26) dikesempatan lain Allah SWT. mengatakan, Aku membangun jasad Adam dari tanah kering (shalshaal, QS: Ar-Rahman: 14), Setan ketika enggan mengikuti perintah Tuhan berkata; aku dari api manusia berasal dari tanah (at tiin, QS: Al-A’raf: 12). Abu Hurairah berkata seperti yang diceritakan Nabi saw. kepadanya: Allah membangun jasad Adam dari debu setelah Dia membuat campuran dari beberapa tanah liat atau lempung yang diambilkan dari beberapa tempat di Bumi oleh Malaikat Jibril, bangunan tubuh Adam yang masih lembek tersebut ditinggal beberapa waktu oleh Allah seperti kondisi bentuk jasad kita sekarang sampai menjadi keras. Riwayat dari Ibn Abbas: selanjutnya Allah Yang Maha Welas Asih meniupkan ruh ke jasadnya, sesudah tergelincirnya matahari pada hari Jumat, direspon oleh matanya dan hidungnya, lalu Adam bersin. Allah berkata: Adam! ucapkan; Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamin (Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam). Setelah Adam mengulangi kalimat tersebut, Allah menjawab dengan kalimat; Yaharmuka Rabbuka (Semoga Tuhanmu merahmatimu).

Adam dinamakan manusia belum memiliki apa-apa, Allah Yang Maha Kuasa melengkapi ciptaanNya tersebut dengan Pengetahuan (AKAL) yaitu dengan mengenalkan nama benda-benda bumi dan planet. Ilmu tersebut belum diajarkan kepada makhluk lainnya yaitu Malaikat, Iblis, dan Jin. Sehingga sewaktu makhluk lainnya dikonfrontasikan dengan Nabi Adam as. tentang nama-nama benda (burung, bintang, pohon-pohon dll.) yang diajarkan sebagai bekal Adam kelak menjadi khalifah, mereka angkat tangan tanda tiada satupun dari kelompok makhluk tersebut mengetahuinya. Akhirnya atas keunggulan makhluk ciptaan terkini Tuhan (masa itu), Beliau mempersilahkan semuanya bersujud tanpa kecuali kepada Adam. Hanya Iblis yang enggan melaksanakan perintah Tuhannya sehingga ia di cap sebagai golongan Kafir.
Adam as. tertidur, kemudian diciptakan pendamping, Siti Hawa, selanjutnya Allah Azza Wa Jalla meniupkan ruh ke raganya, beliau bergerak, gerakan beliau membangunkan Adam dari kenyenyakan tidurnya (Riwayat dari Abu Abdillah ra.). Kemudian diperintahkan kepada Hawa agar menjauh dari Adam, beliau kaget ada yang mirip dengan dirinya tetapi berbeda, siapakah gerangan? Di pandangnya, terpancar keelokan dari tubuhnya, Adam berkata; siapakah kamu? Hawa menjawab: aku adalah hamba yang diciptakan Allah sebagaimana yang engkau lihat.

Allah berfirman kepada Adam: apakah engkau ingin dia bersamamu, menemanimu, bersenda gurau dan mematuhi perintahmu?

Adam dengan tersipu menjawab: Ya, wahai Tuhanku, dan bagiMu segala puji serta syukur selama hidupku.

Bilamana engkau menyukainya, lamarlah dia padaKu, kata Allah, karena sesungguhnya dia adalah hamba perempuanKu, dan dia boleh untukmu, kemudian Allah memasukkan syahwat kedalam diri Adam dan menambahkan ma’rifat baginya.

Wahai Tuhanku, aku melamar Hawa kepadaMu, maka dengan apakah RidhaMu aku peroleh? pinta Adam kepada Allah SWT.

RidhaKu jawab Allah, apabila kamu mengajarkan kepada Hawa tentang ajaran-ajaran agamaKu.
Aku penuhi syaratMu itu ya Rab, jika hal tersebut yang Engkau kehendaki, jawab Adam.

Itu yang Kukehendaki, Aku nikahkan kamu dengannya, maka peluklah dia, firman Allah pada Adam.

Wahai Hawa, kesinilah wahai kekasihku, mendekatlah kepadaku, ucap Adam, Hawa menjawab, engkaulah yang mendekat Adam, hampirilah daku.

Allah Yang Maha Kuasa, menitahkan Adam agar menghampiri Hawa, agar supaya kelak kaum perempuan tidak mendatangi kaum lelaki, melamar lelaki untuk diri mereka.

Mereka berdua diberikan kesempatan seluas-luasnya mendiami syurga, boleh memakan apa saja makanan yang baik dimana saja mereka maui. Sebelumnya Adam dianugerahi Pengetahuan dan ketika Siti Hawa sudah jadi bagian hidupnya, Allah Yang Maha Kuasa membekali keduanya dengan Agama. Bahwa keduanya boleh menikmati KONTEN Syurga, kecuali satu mereka tidak boleh atau dilarang mendekati pohon larangan, mereka menyepakati ketentuan tersebut sebagai ketaatan seorang Hamba terhadap Penciptanya. Karena jika larangan itu dilanggar keduanya, maka mereka digolongkan kepada manusia yang lalim dan Allah sangat murka kepada makhluk yang ingkar terhadapNya.

Tahun silih berganti, Adam dan Siti Hawa (menurut cerita; Abdul Rahman Ibn Amru Al Awzaiy) menikmati nikmatnya kehidupan Syurga selama 100 tahun dan Ibn Asaker mengatakan selama 60 tahun. Adapun Iblis memang begundal, mereka iri dan dengki melihat Adam dan Siti Hawa berduaan, bermesraan, boleh menikmati apa saja yang terdapat di dalam Syurga, padahal sebelum diciptakan keduanya, merekalah yang menikmatinya. Dia (iblis) bersumpah akan mengeluarkan Adam as. dari dalam syurga, kemudian mulailah Iblis mendisain strategi supaya Adam bisa lupa dengan janji yang diikrarkan kepada Allah SWT.

Suatu ketika iblis mendatangi Adam as. yang sedang berduaan dengan Siti Hawa (dalam rangka mewujudkan keinginannya mengusir Adam as. dari kehidupan syurga). Iblis berpura-pura sedih, wahai Adam katanya, aku merasa senang berteman dan berdekatan denganmu, tapi aku dengar kamu akan dikeluarkan dari syurga ini ke tempat yang kamu belum mengenalnya. Kemudian Adam menjawab memang kamu punya solusi apa terhadap persoalanku. Iblis kemudian terdiam sejenak, sesungguhnya aku punya jawaban terhadap persoalan yang akan kalian hadapi agar bisa kekal hidup didalam syurga. Apa itu jawab Adam as., ikut aku jawab iblis, akan kutunjukkan kepada kalian berdua pohon KHULDI dan kerajaan yang abadi. Maka beranjaklah mereka berdua mengekor Iblis untuk melihat pohon tersebut, sesampai mereka disana, iblis berkata itu pohonnya ya Adam, makanlah oleh kalian buahnya, maka kalian berdua tetap disyurga bersamaku, kekal selamanya. Rasa lapar karena waktu makan sudah terlewati akibat perjalanan yang jauh, Adampun lupa bahwasanya itu adalah pohon larangan dimana mereka berdua tidak boleh mendekatinya. Tapi rasa lapar yang sangat ditambah Siti Hawa yang sudah mengalami kelelahan akhirnya membuat Adam as. lupa akan ikrar janji mereka pada Allah. Selanjutnya melalui kedua tangannya beliau meraih buah pohon larangan tersebut. Iblis pura-pura memalingkan mukanya sambil tersenyum, di saat bersamaan Adam dan Hawa menikmati buah pohon larangan (Rasulullah saw. berkisah; saat Adam as. dan Siti Hawa ra. memakan buah pohon larangan ketika itu adalah waktunya shalat Ashar) berguguranlah pakaian yang mereka kenakan, poloslah mereka berdua, terlambat sudah, nasi sudah jadi bubur, Allah Azza Wa Jalla pun murka.

Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.

Adam dan Siti Hawa malu terhadap kondisi yang terjadi pada mereka, seraya merundukkan wajahnya mereka mohon ampun; Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, kami mengakui dosa-dosa kami, ampunilah kami.

Allah Maha Pengampun dan Penyayang, ditambahkan lagi bekal bagi Adam dengan Ilmu Pengetahuan dan Agama, Allah SWT. mengampuni atas taubat keduanya (Nabi Muhammad saw berkata; saat Adam as. diterima taubatnya, waktu itu merupakan jadwal shalat Maghrib), tetapi ganjaran atas perbuatan memakan buah khuldi harus di jalaninya dengan hidup terasing di BUMI.

Allah SWT. melepas beliau turun ke bumi dengan mengatakan; Turunlah kamu berdua dari surga, kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Saat Allah melepaskan kepergian Adam ke bumi, Allah Azza Wa Jalla menurunkan bersamanya seratus dua puluh pohon, empat puluh pohon buahnya dapat dimakan bagian luar maupun bagian dalamnya, empat puluh pohon lagi hanya bisa dimakan bagian dalamnya dan empat puluh pohon lagi bisa dinikmati hanya bagia luarnya. Ditambahkan satu karung biji-bijian dari bermacam pepohonan. (menurut riwayat Abu Abdillah as.)

BUMI

Ibn Asaker berkisah bahwa Nabi Adam as. selama 60 tahun menangis dan menyesali dirinya atas kepergiannya dari Syurga dan selama 70 tahun mencucurkan air mata atas kesalahannya usai memakan buah dari pohon larangan.

Allah Yang Maha Kuasa sebenarnya telah tahu bahwa Adam dan Siti Hawa akan memakan buah dari pohon tersebut karena ketika akan menciptakan Adam, Allah Yang Maha Kuasa telah berkata kepada Malaikat, Setan dan Jin bahwasanya akan diciptakan manusia sebagai khalifah di bumi. Dan Allah juga sudah tahu kalau Iblis akan menggoda Nabi Adam habis-habisan karena iri dengan Adam. Bermukimnya Adam dan Siti Hawa sementara di Syurga adalah untuk menimba pengalaman bagi kehidupan mereka kelak di BUMI. Bahwasanya Iblis akan selalu menggelincirkan hati mereka dan anak keturunannya agar mereka kelak terlempar dari Syurga. Dan hanya bagi yang taat kepada Allah Yang Maha Kuasa saja serta memusuhi Iblis yang akan meraih Syurga.

Adam menyimpulkan ada 3 hal penting yang dia jadikan pelajaran atas ketidaktaatannya terhadap Allah Yang Maha Kuasa, pertama dia sekarang sudah mengerti cara bagaimana Iblis memusuhinya sehingga dia terlempar dari syurga dan menjadikan dirinya menderita. Kedua setiap pelanggaran atas kesepakatan yang dilaksanakan dengan Allah akan mendapat ganjaran dan untuk mendiami syurga harus patuh kepada Allah SWT. Pelajaran ketiga yang bisa dipetik dari kasusnya adalah memohon ampun atas perbuatannya melanggar hukum Allah SWT.

Allah SWT. menerima tobatnya Adam dan Siti Hawa dan sebagai ganjaran atas ketidaktaatannya, mereka dikirim ke Bumi pada hari JUMAT (menurut Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW) di tempat yang berbeda. Ibn Abi Hatim menuturkan apa yang dia peroleh dari Ibn Abbas, bahwa; "Adam diturunkan di daerah 'Dihna' yaitu suatu tempat antara Mekah dan Taif. Sementara Al Hassan mengisahkan kalau Nabi Adam diturunkan di daratan India sementara Siti Hawa mendarat di Jeddah sekarang bagian dari Arab Saudi. Ibn Umar menyatakan Nabi Adam diturunkan di Puncak bukit As-Safa, sementara itu Siti Hawa menemukan dirinya ada di puncak bukit Al Marwa , kedua bukit tersebut sekarang menjadi bagian Masjidil Haram dan diantara keduanya ditemukan sumber air Zam Zam, bagi yang mengerjakan Umrah dan Haji mereka wajib berjalan dan berlari-lari kecil dari bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali yang dikenal sebagai Sa’i salah satu rukun didalam melaksanakan ibadah Umrah dan Haji.

Kehidupan di Bumi jauh berbeda, di syurga semuanya serba mudah, buah-buahan melimpah tinggal di petik dari pohon yang diinginkan. Nabi Adam ditempat barunya di BUMI harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu, harus bekerja keras mempertahankan hidupnya sendiri, harus melindungi tubuhnya dengan pakaian yang dibuatnya dari kulit binatang, harus punya senjata untuk bertahan hidup, harus melindungi anak dan istri dari kebuasan binatang liar, harus mencari makan dari berburu dan bercocok tanam, terakhir harus beribadah kepada Allah SWT. agar dilindungi dari kejahatan Iblis dan Setan yang telah mempecundanginya dari kehidupan sejahtera di Syurga. Adam harus memahami keseluruhannya dan dengan bekal pengetahuan yang diberikan Allah Yang Maha Kuasa dia memulai penderitaan hidupnya di Bumi. Dia harus mampu hidup, terlatih, membangun tempat bermukim, menjadi kepala keluarga, membesarkan anak-anak yang akan mengubah dan melakukan perbaikan di bumi. Tetapi sesungguhnya Allah swt. saat melepaskan kepergian Adam dari syurga membekalinya dengan ilmu dan bekal tanaman syurga, Beliau berfirman; Wahai Adam jika kamu sudah di bumi kamu harus bercocok tanam, Aku bekali engkau dengan tanaman-tanaman syurga ini yaitu pohon kurma, pohon anggur, pohon zaitun dan pohon delima.

Terlempar dari syurga, Adam as. berduka berkepanjangan, hampir 70 tahun beliau menyesali perbuatannya sehingga hampir tidak pernah beliau mendatangi Siti Hawa, beliau sangat mengagungkan Al-Haram (Ka’bah). Melewati masa berkabungnya beliau beribadah di Al-Haram. Mengobati kesedihan panjang beliau mengajak Hawa keluar mencari tempat yang nyaman. Siti Hawa kemudian mengandung dan melahirkan bayi kembar yang pria diberi nama Habil dan yang perempuan dipanggil Iqlima. Pada kehamilan kedua Siti Hawa melahirkan putra bernama Qabil dan yang putri dinamakan Ludza dan dia merupakan bidadari cantik mereka.

Si adik Qabil memiliki sifat yang arogan, mau menang sendiri, dan tidak taat terhadap Sang Khalik, dia seorang petani yang sukses. Si sulung Habil adalah seorang anak yang cerdas, patuh kepada orangtua, taat menjalankan perintah Allah Yang Maha Kuasa serta ikhlas dalam berbuat dan punya sifat welas kasih, bertangan dingin dalam berternak.

Saat anak-anak Adam as. memasuki usia akhil baligh atau dewasa, datang petunjuk dari Allah SWT. supaya beliau menikahkan kedua anak kembarnya dimana sang adik Qabil menikah dengan saudari kembarnya Habil yaitu Iqlima. Dan si sulung Habil menikah dengan saudari kembar Qabil yaitu Ludza. Selanjutnya beliau mengumpulkan anak-anak kembarnya dan beliau menuturkan bahwa beliau mendapat perintah dari Allah SWT seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Persoalan muncul, saudari kembar Qabil relatif lebih cantik dari saudari kembar Habil, tentu saja Qabil tidak bisa menerima perintah tersebut sehingga dengan berbagai alasan dan nasehat-nasehat Nabi Adam as. tetap Qabil tidak mau bergeming dengan sikapnya untuk tidak mau menerima perjodohan tersebut. Saat tersebut merupakan awal munculnya daya tarik laki-laki terhadap kesempurnaan rupa dari seorang perempuan. Saat bersamaan sifat iri, emosi, dongkol, membangkang, posessif, mau menang sendiri, dan sifat negatif manusia menampakkan diri secara utuh.

Seorang Rasul seperti Adam as. sangat terkejut dengan kenyataan yang diterimanya, beliau jelas bingung menghadapi kenyataan seperti ini, tidak ada pengalaman sama sekali yang dimilikinya. Beliau hidup sendiri, kemudian diciptakan sang kekasih Siti Hawa, tapi saat itu tidak ada persaingan, belum ada laki-laki lain maupun wanita selain Siti Hawa. Sifat yang dimilikinya menyenangi perdamaian, menyukai kebersamaan dalam kehidupan rumah tangga. Berhari-hari belum juga ada inspirasi dalam memecahkan persoalan pelik yang dihadapinya lalu beliau pergi ke Mekah untuk berhaji sekembali dari sana dia berdoa mohon diberikan petunjuk sehingga Allah kemudian berkata pada Adam as., kamu lakukan undian siapa yang mendapat Iqlima dan Ludza dari keduanya. Hasil undian ternyata Iqlima saudari kembarnya Habil harus dipersunting oleh Qabil dan si cantik Ludza jatuh ke tangannya Habil. Keputusan tersebut membuat Qabil marah besar, dia yang tadinya berharap bisa menikahi saudari perempuannya sekarang harapan tersebut sudah pupus, dia ancam kakaknya, saya akan bunuh kamu, saya tidak rela melihat kamu bahagia diatas penderitaan saya.

Habil memohonkan maaf kepada Allah atas ucapan adiknya, karena dia menyebabkan adiknya tidak bahagia dan selanjutnya lebih memilih cara-cara damai dalam mencari solusi dalam pemecahan masalah. Allah menerima permintaan maaf hanya dari orang yang taat menjalankan perintah dan taqwa kepadaNya, bukan dari orang yang mengingkari perintahNya.

Didalangi oleh setan yang membujuk Qabil agar membunuh saudaranya dengan memukulkan batu kekepalanya sehingga saat itu juga Habil tewas dengan bersimbah darah.Mayatnya dibiarkan, kemudian dibawa berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menyembunyikannya, dia bingung mau diapakan jenazah Habil. Dia terduduk dengan perasaan bersalah. Setelah merasa letih karena berhari-hari belum tahu juga mau diapakan mayat saudaranya sampai-sampai mayit telah mulai hancur dan membusuk. Sebagai rasa kasihan Allah padanya, dipertontonkanlah pada Qabil bagaimana menyelenggarakan jenazah, sepasang burung diperlihatkan dihadapannya sedang berkelahi sampai kemudian seekor dari burung tersebut mati, lalu yang hidup membawa yang mati ketempat tanah yang lunak, melalui paruh dan cakarnya dia kais tanah sehingga berbentuk lubang kemudian temannya yang mati ditanam dalam lubang tersebut dan terakhir lubang tersebut ditimbun lagi dengan tanah bekas galian sebelumnya. Itulah pelajaran pertama penguburan mayat.

Adam as. mulai cemas dengan kepergian putranya yang belum pulang-pulang, saat Qabil pulang lalu dia bertanya, nak kenapa kamu pulang sendirian? dimana abangmu Habil? Qabil yang masih bingung, merasa bersalah dan berdosa, ditanya begitu dia menjadi gugup dengan sedikit emosi dia menjawab saya tidak tahu kemana dia, apalagi saya bukan yang harus menjaganya setiap saat. Disaat itu mengertilah beliau kalau anak yang disayanginya telah tiada dan beliau merasa sangat sedih sekali.

Ibn Asaker mengisahkan, rasa sedih yang mendalam dialami oleh Nabi Adam as. atas kepergian putranya Habil yang terbunuh karena kebencian saudaranya Qabil dijalaninya sepanjang 70 tahun.

Abu Abdillah berkisah; Nabi Adam as. sangat berduka atas terbunuhnya Habil sehingga beliau tidak mendatangi Siti Hawa selama 500 tahun.

Menurut kisah yang diceritakan Ali bin Abi Thalib: peristiwa Qabil membunuh Habil diwujudkan pada hari Rabu, akhir bulan.

Dari Siti Hawa, Adam as. memperoleh 20 (dua puluh) anak kembar, dan satu anak lelaki bungsu yang dipanggil dengan nama Syaits. Di usia dewasa Syaits, Allah Yang Maha Kuasa menurunkan seorang bidadari atau malaikat dengan panggilan Na’imah kepada Adam as. untuk dijodohkan dengan putra bungsunya. Dari perkawinan mereka lahir seorang puteri yang diberi nama Huriyyah.

Saat Habil terbunuh, istrinya sedang mengandung anaknya. Ketika jandanya Habil melahirkan seorang anak berjenis kelamin putra, Adam as. memberinya nama Habil seperti nama anaknya yang sudah terbunuh.

Habil yunior oleh Nabi Adam as. atas petunjuk Allah SWT. dijodohkan dengan Hurriyah, putri dari anaknya Syaits. Dari keturunan merekalah semua manusia yang ada saat ini.
Adam Abul Basyar (bapak manusia) hidup selama 930 tahun, riwayat lain menyatakan 1000 tahun. Usianya dari waktu ditiupkan ruh kedalam jasad sampai beliau berpulang kehadirat Allah SWT. adalah 1030 tahun. Dipenghujung usia beliau, menderita demam selama 10 hari, kemudian beliau wafat pada hari Jumat bertepatan dengan tanggal 11 Muharam. Beliau di makamkan di dalam gua Bukit Abu Qubais, wajahnya dihadapkan ke arah Ka’bah. Siti Hawa menyusul beliau setahun kemudian, setelah menderita sakit selama 15 hari, dan dikuburkan disamping kuburan Adam as.

Abu Dhar menceritakan apa yang telah diterima oleh Rasulullah saw. dari RabNya; setelah Adam as. meninggal dunia, tanggung jawab kepemimpinan diserahkan pada anaknya Seth, dia orang yang paling banyak menerima ilmu dari Allah SWT dari 104 yang diturunkan ke bumi 50-nya di turunkan lansung ke Seth. Saat Seth menyusul bapaknya, suksesi kepemimpinan jatuh ketangan anak beliau Anoush .