Lima tahun berjalan musibah demi musibah datang silih berganti, dalam hitungan mingguan bermunculan di Bumi Nusantara berbagai bentuk kejadian yang bagi banyak khalayak merupakan bencana dan kejadiannya juga kebanyakan OverLapping. Sebutlah Tsunami yang di awali oleh Gempa, Gempa yang menari-nari di sepanjang jalur Tektonik, Semburan Lumpur Lapindo, Banjir sepertinya juga tidak mau kalah dengan Gempa, tak ubahnya seperti anak kecil bermain petak umpet, lari kesana lari kesini menerjang Bumi Persada dan menggenangi wilayah tersebut dengan kedalaman air dari 1 meter hingga 3 meter. Keributan keributan di daerah daerah yang memakan korban nyawa manusia dan harta benda, dan yang terkini menimpa Saudara kita Ketua DPRD yang mengakibatkan berpulangnya beliau ke pangkuan Allah SWT dikarenakan keinginan yang berlebihan dari sebagian pihak untuk memisahkan Provinsi Sumatra Utara menjadi Provinsi Tapanuli dan Provinsi Sumatra Tenggara.
Ada kisah yang layak kita jadikan bahan BACAAN, RENUNGAN, DAN PERUBAHAN apa yang harus kita kerjakan di tahun SHIO KERBAU TANAH 2009. Cerita ini merupakan kiriman dari saudara kita yang patut kita jadikan sebagai solusi dari krisis yang sedang berlansung dan akan berlansung dan marilah di waktu malam yang sunyi sepi kita bangun dan melakukan renungan dengan menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
Seorang milioner yang sangat kaya raya, liburan liburan selalu mereka bepergian ketempat tempat yang aduhai asyik dan mewahnya, biasanya Eropa, Hongkong, Jepang, Australia, Amerika dan banyak tempat eksotis lainnya di Bumi yang adalah tujuan wisata mereka sekeluarga belum lagi di Nusantara, Manado, Danau Toba, dan Bali itu sudah langganan mereka.
Kali ini adalah liburan special bagi dirinya dan putranya, berdua mereka akan mengambil liburan dan bepergian dengan berkendaran mobil di sopiri Sang Milioner sendiri. Tujuan wisata mereka kali ini adalah desa yang sangat miskin. Ada rumah penginapan tidak jauh dari desa tersebut disitulah mereka akan bermalam beberapa hari ke depan.
Usai menikmati liburan, berdua mereka cabut dari penginapan tersebut, disaat melintasi perkampungan yang sejuk, damai, kiri kanan jalan di penuhi oleh petak petak sawah yang menghijau, sebagian ada yang mulai menguning seperti warna keemasan Sang Ayah mengajukan pertanyaan ke pada Sang Putra Mahkota yang akan mewarisi Bisnis Sang Milioner. Nak, menurutmu liburan kita kali ini bagaimana?
Wooowwwww, luar biasaaaa Ayah, katanya pula. Fresh fresh fresh sungguh bening sekali DESA tersebut.
Kita beberapa hari lalu melihat dan berbaur dengan mereka kelihatannya penduduk disini sangat miskin sekali bukan? Nak sebetulnya dalam perjalanan liburan kita kali ini apa sich yang menurutmu sangat berkesan? Sambil si Ayah menikmati panorama keindahan alam yang terpampang dihadapannya, sungguh indah yaaa alam pedesaan INDONESIA gumamnya.Si anak rupanya juga sedang menikmati TEBAR PESONA keindahan alam pedesaan yang mereka lewati, sehingga tidak begitu memperhatikan pertanyaan pertanyaan Sang Ayah, baru ketika pertanyaan serupa di ulangi lagi oleh Sang Milioner, si Putra Mahkota memberikan opini opini yang segar segar segar dan lugu.
Ayah katanya, kok dirumah kita hanya punya satu ekor anjing sedangkan mereka punya empat ekor anjing (dia melihat dan ikut terlibat memberi makan ke empat anjing milik salah seorang petani miskin). Di belakang rumah, kita punya kolam renang ukurannya hanya 7 meter x 10 meter, petani ini memiliki kolam renang (TELAGA) luasnya tidak terbatas (anak anak petani berenang di telaga dan dia sendiri juga tidak kuasa menahan keinginan untuk berenang sambil menikmati canda tawa dengan anak anak yang berenang tanpa menggunakan sehelai benang pun, ia sendiri tentu menggunakan pakaian renang karena kebiasaan bila berenang di kolam renang). Lentera lentera yang menerangi taman di halaman belakang rumah kita di malam hari semuanya adalah barang impor sedangkan mereka memilikibintang bintang pada malam hari. Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Ayah, tanah untuk tempat kita bermukim dan taman bunga yang kita miliki hanya terbatas di kelilingi rumah rumah tetangga, dan mereka memiliki ladang yang sangat luas melampaui pandangan kita.Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayanisesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.
Ada kisah yang layak kita jadikan bahan BACAAN, RENUNGAN, DAN PERUBAHAN apa yang harus kita kerjakan di tahun SHIO KERBAU TANAH 2009. Cerita ini merupakan kiriman dari saudara kita yang patut kita jadikan sebagai solusi dari krisis yang sedang berlansung dan akan berlansung dan marilah di waktu malam yang sunyi sepi kita bangun dan melakukan renungan dengan menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
Seorang milioner yang sangat kaya raya, liburan liburan selalu mereka bepergian ketempat tempat yang aduhai asyik dan mewahnya, biasanya Eropa, Hongkong, Jepang, Australia, Amerika dan banyak tempat eksotis lainnya di Bumi yang adalah tujuan wisata mereka sekeluarga belum lagi di Nusantara, Manado, Danau Toba, dan Bali itu sudah langganan mereka.
Kali ini adalah liburan special bagi dirinya dan putranya, berdua mereka akan mengambil liburan dan bepergian dengan berkendaran mobil di sopiri Sang Milioner sendiri. Tujuan wisata mereka kali ini adalah desa yang sangat miskin. Ada rumah penginapan tidak jauh dari desa tersebut disitulah mereka akan bermalam beberapa hari ke depan.
Usai menikmati liburan, berdua mereka cabut dari penginapan tersebut, disaat melintasi perkampungan yang sejuk, damai, kiri kanan jalan di penuhi oleh petak petak sawah yang menghijau, sebagian ada yang mulai menguning seperti warna keemasan Sang Ayah mengajukan pertanyaan ke pada Sang Putra Mahkota yang akan mewarisi Bisnis Sang Milioner. Nak, menurutmu liburan kita kali ini bagaimana?
Wooowwwww, luar biasaaaa Ayah, katanya pula. Fresh fresh fresh sungguh bening sekali DESA tersebut.
Kita beberapa hari lalu melihat dan berbaur dengan mereka kelihatannya penduduk disini sangat miskin sekali bukan? Nak sebetulnya dalam perjalanan liburan kita kali ini apa sich yang menurutmu sangat berkesan? Sambil si Ayah menikmati panorama keindahan alam yang terpampang dihadapannya, sungguh indah yaaa alam pedesaan INDONESIA gumamnya.Si anak rupanya juga sedang menikmati TEBAR PESONA keindahan alam pedesaan yang mereka lewati, sehingga tidak begitu memperhatikan pertanyaan pertanyaan Sang Ayah, baru ketika pertanyaan serupa di ulangi lagi oleh Sang Milioner, si Putra Mahkota memberikan opini opini yang segar segar segar dan lugu.
Ayah katanya, kok dirumah kita hanya punya satu ekor anjing sedangkan mereka punya empat ekor anjing (dia melihat dan ikut terlibat memberi makan ke empat anjing milik salah seorang petani miskin). Di belakang rumah, kita punya kolam renang ukurannya hanya 7 meter x 10 meter, petani ini memiliki kolam renang (TELAGA) luasnya tidak terbatas (anak anak petani berenang di telaga dan dia sendiri juga tidak kuasa menahan keinginan untuk berenang sambil menikmati canda tawa dengan anak anak yang berenang tanpa menggunakan sehelai benang pun, ia sendiri tentu menggunakan pakaian renang karena kebiasaan bila berenang di kolam renang). Lentera lentera yang menerangi taman di halaman belakang rumah kita di malam hari semuanya adalah barang impor sedangkan mereka memilikibintang bintang pada malam hari. Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Ayah, tanah untuk tempat kita bermukim dan taman bunga yang kita miliki hanya terbatas di kelilingi rumah rumah tetangga, dan mereka memiliki ladang yang sangat luas melampaui pandangan kita.Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayanisesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.
Mendengar celotehan Putranya tersebut, Sang Milioner tak sanggup berbicara.
Terimakasih Ayah, lanjut Sang Putra, Engkau telah membawaku, memperlihatkan padaku betapa MISKIN nya sebenarnya kita. Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain.
Terimakasih sobat yang telah mengirim kisah ini, yang nantinya ini akan menjadi pahala bagi engkau dan bagi banyak orang selain pahala yang di terima akan mengubah nasibnya menjadi lebih baik lagi sehingga mampu melewati krisis global yang tak tahu akhirnya ini, di tahun Kerbau Tanah kita harus kerja keras seperti sifat kerbau yang tak pernah kenal lelah dalam membajak sawah, oke kerja kerja kerja, ibadah juga harus ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar