Belakangan ini issu Pemanasan Global seringkali menjadi santapan kita mulai dari sarapan, lunch, dan makan malam. Banyak sekali teori yang dikemukakan oleh para ahli lingkungan tentang issu ini. Kompas, Kamis 26 Februari 2009 juga memuat tulisan, dimana disinyalir bahwa pola ekonomi dan gaya hidup masyarakat modern yang tiada henti hentinya mengeksploitasi sumber karbon diantaranya, migas, batubara, dan hutan telah memicu percepatan naiknya temperatur bumi akibat efek gas rumah kaca.
Sejarah dan bumi sebetulnya telah merekam pemanasan global ini, rupanya pemanasan ini juga mengalami siklus bila kita coba membuka dan menelaah apa sebetulnya yang menyebabkan banjir besar di zaman Nabi Nuh AS, itu bukan lah semata mata akibat banjir besar sehingga tanah tumpah darah nabi yang di muliakan Allah SWT tersebut tenggelam.
Cerita Nabi Nuh AS yang kita kenal melalui Al Quran, beliau hidup jauh sebelum James Watt (penemu mesin uap) yang dikenal sebagai era lahirnya Revolusi Industri, lahir kebumi. Dari awal lahirnya penemuan tersebut di abad ke 19 bermunculanlah penemuan penemuan lain sehingga manusia saat ini dapat menikmati syurga dunia, berkeliling dunia dengan cepat dan murah, ke ruang angkasa yang merupakan impian banyak orang (ingat kisah Isra’ dan Mi’rajnya, Nabi Muhammad SAW yang menunggang burung Buroq) dalam waktu tidak lama lagi akan banyak bisa menikmati perjalanan tersebut.
Kemajuan industri telah menyebabkan segala potensi yang dimiliki bumi harus dieksplorasi dan dieksploitasi untuk mendukung segala galanya demi meraih impian yang dimaksud. Tapi dengan pengeksploitasian yang begitu super cepat alam telah memberikan sinyal pada kita bahwa tidak akan lama lagi permukaan air laut akan meningkat sangat cepat di karenakan es di kutub bumi ini diramalkan akan segera mencair, akankah manusia sanggup menahan laju pencairan es tersebut yang akan menenggelamkan pulau pulau termasuk Negara Singapura dan orang orang Singapura akan berimigrasi ke pulau Sumatra dalam jumlah yang sangat besar, Subhanallah.
Kembali ke sejarah Nabi Nuh AS, bahwa zaman tersebut sebetulnya juga pernah mengalami Pemanasan Global yang mengakibatkan mencairnya salju di kutub Bumi sehingga sebagian besar bumi mengalami penggenangan secara luas. (Contekan, ditenggarai bahwa kapal Nabi Nuh AS yang membawa sebagian besar pengikut dan ternak peliharaannya terdampar di salah satu pegunungan di Eropa). Meskipun kebenaran lokasi kandasnya kapal Nabi Nuh AS sampai saat sekarang ini belum jelas disebabkan sampai waktu kini bangkai kapal tersebut belum ditemukan jua, tapi jika issu itu benar, pada zaman tersebut juga mengalami pemanasan yang sangat dahsyat sehingga es di kutub mencair begitu hebatnya dan menyebabkan permukaan laut naik sehinga menenggelamkan sebagian besar benua benua di muka bumi ini.
Kita menyadari bahwa di zaman itu tentunya hutan hutan masih sangat perawan atau orisinil, dengan hujan besar beberapa hari saja tentu tidak akan pernah banjir sampai sehebat itu, teknologi teknologi mutakhir yang menimbulkan efek gas rumah kaca juga belum hadir, jadi apa dong yang menimbulkan pencairan es di kala itu, jawabannya tak lain adalah gejala geologi. Untuk itu kita perlu jeli dan melakukan pengamatan lebih banyak lagi melalui rekaman rekaman yang di simpan dalam batuan yang tersebar di muka bumi ini untuk mempelajari siklus pemanasan global, apa penyebabnya dan kiat kiat apa yang harus dilakukan oleh umat manusia sehingga laju pemanasan global mampu diperlambat dan apabila seandainya itu terjadi fotokopi kapal Nabi Nuh dan sinyal yang diterima beliau dari Allah SWT waktu itu telah kita siapkan untuk mengantisipasi lelehan es di kutub bumi.