Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".( QS. Al Baqarah: 124)
Dari Rasulullah saw., Abu Abdillah ra., menceritakan kisah tentang kelahiran IMAM seluruh umat manusia yaitu IBRAHIM as. Di Kaldaniyyun Ur, negeri yang disebut kini sebagai Iraq, berkuasa seorang raja yang pemerintahannya sangat dipengaruhi oleh orang-orang dekatnya. Salah satu tangan kanannya adalah Azar, ia seorang ahli nujum yang sangat berpengaruh di zaman itu apapun usulan atau ramalan yang di buatnya akan selalu di dengar oleh sang baginda raja Namrud bin Kan’an.
Suatu ketika sewaktu mereka berkesempatan bincang-bincang di sore hari, disela minuman hangat sambil bersenda gurau dengan sang raja, dia menyampaikan ramalannya kepada raja Namrud. Baginda katanya, hasil terawangan yang kulakukan beberapa waktu lalu, akan LAHIR seorang anak manusia berkelamin laki-laki, anak ini sungguh punya kemampuan luar biasa, dia akan sangat mempengaruhi kepopuleran baginda dan malah punya kecendrungan untuk merontokkan kekuasaan baginda nantinya sekaligus dia akan menghancurkan agama yang kita anut sekarang ini dan akan menggantikannya dengan agama yang baru.
Azar! baginda berucap, engkau tidak salah dengan ramalanmu, itu?
Bukan di daerah kekuasaanku ini kejadian yang akan terjadi dalam TERAWANGANmu tersebut, kan?
Sang Raja mulai sedikit terpengaruh oleh ramalan sahabatnya itu, tapi masih mencoba menahan getaran hatinya, sehingga dia masih bisa menyamarkannya, jadi kewibawaannya dihadapan sang ahli Nujumnya masih mampu dia jaga.
Agak sedikit ragu Azar memberi jawaban, tapi dia kuatkan hatinya, dengan suara lirih dia menjawab, yang saya lihat, anak tersebut memang akan muncul di daerah kekuasaan baginda. Tapi baginda tidak perlu cemas terhadap peristiwa yang akan terjadi nanti, beberapa hari ini saya mencoba mencari solusi jika memang benar kelak bayi lelaki tersebut lahir.
Solusinya begini, kita terpaksa harus memisahkan antara pria dewasa dengan perempuan dewasa sehingga tidak akan pernah terjadi kehamilan bagi pasangan yang telah menikah.
Oke jawab, Namrud, panggil pembantu-pembantuku semuanya, semua staf kerajaan menghadap rajanya, dia mengeluarkan maklumat, mulai detik ini semua laki-laki dewasa tidak boleh serumah dengan istri-istrinya, siapa yang melanggar perintahku, mereka harus di pancung dan bagi yang melahirkan bayi laki-laki, bayi tersebut harus di bunuh. Semua staf kerajaan menyampaikan perintah rajanya kepada rakyat, tentunya dengan berbagai macam ancaman.
Istri Azar sebetulnya saat itu sedang hamil tua, tapi itulah KEKUASAAN ALLAH AZZA wa JALLA, kehamilannya tidak kentara sama sekali, hanya dia dan Tuhan saja yang tahu bahwa dia sedang hamil dan kelahiran bayinya hanya tinggal menunggu waktu.
Maklumat raja, itu sebab istri Azar sementara waktu mengasingkan diri dari suaminya, dia pilih sebuah GUA, yang jauh dari keramaian, sukar di raih oleh binatang buas, untuk sementara menurutnya, dia beserta bayi di dalam perutnya aman dari penglihatan manusia dan juga aman dari gangguan binatang buas.
Persalinan pun tiba, istri Azar, melahirkan seorang bayi laki-laki, putih bersih, dan seakan-akan mengerti bahwa kehadirannya tidak disukai di negeri itu sehingga bayi tersebut tidak bersuara saat dia menikmati pertama kali dunia ini, tiada tangis bayi, ibunya sangat bersyukur atas keajaiban tersebut. Dia bersegera membersihkan bayi merah dari noda darah yang masih menempel, menyimpan ari-arinya, memotong tali pusar dan akhirnya membedung bayi tersebut dengan kain yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk menghindari dari dinginnya udara saat itu.
Beristirahat sejenak, Ibunda Ibrahim as. selanjutnya mengelilingi gua, mengamati dengan seksama keamanan buah hatinya dari kehadiran manusia dan binatang buas. Merasakan sang buah hati aman untuk ditinggal beliau kemudian pulang ke rumah dan mengerjakan kegiatan rumah tangganya seperti sediakala, begitu hari demi hari berjalan.
Sepeninggal Ibunda, sang bayi merah jika merasa haus, dia di bimbing oleh Kekuasaan Allah SWT. sehingga ibu jari tanggannya secara otomatis menempel di bibir mungilnya, dari jempol tersebut Yang Maha Rahman dan Rahim memancarkan air susu, itulah yang membuatnya selalu terlelap dalam tidurnya sehingga dia jarang sekali terjaga dalam malam.
Akhirnya Ibrahim as. tumbuh jadi remaja dewasa dan besar di dalam Gua selama lebih kurang 13 tahun. Suatu ketika kebosanan melanda dirinya, saat waktu besuk ibundanya ke Gua tiba dia mohon dengan sangat agar dia di bolehkan menyertainya keluar dari Gua tersebut. Rasa iba yang dalam terpancar dari raut wajah sang Bunda, tapi rasa iba tersebut dia kubur dalam-dalam, nak katanya, bukannya aku tak mau engkau ikut bersamaku, tapi lingkungan dan keadaan yang memaksa Bunda harus mengasingkanmu di Gua ini, demi keamanan engkau juga, nak. Tapi, Insya Allah, Bunda janji padamu, akan kucari akal bagaimana engkau bisa menikmati hari-harimu, seperti anak-anak lainnya. Saat ini sangat beresiko bagi Bunda, jika salah engkau bisa di bunuh dan kepalamu akan di penggal oleh orang-orang suruhan kerajaan. Alasan yang di buat Bundanya coba di mengerti oleh remaja uisa 13 tahun, ya Bunda semoga engkau punya jalan keluar bagiku dan semoga Tuhan memberikan jalannya bagimu.
Kala itu hari menjelang petang, matahari mulai tenggelam, jam pertemuan ibu dan anak sudah berakhir, sedih melanda dirinya. Malam tiba, bintang zuhrah terlihat di langit biru, Ibrahim remaja berkata inilah Tuhanku, ketika bintang itu mulai lenyap dari penglihatannya, hatinya berbisik, apakah Tuhan juga tenggelam ke dasar bumi? Ketika bulan menyinari malam, Ibrahim dengan riangnya anak remaja berkata; Tuhanku muncul…Tuhanku muncul…senang hatinya, Tuhan bersamanya lagi. Saat dia terjaga dari tidur lelapnya dan dirinya tidak mendapati sinar bulan…dia lemas…Tuhan, bukanlah seperti bulan, tidak mungkin seperti itu, itu pasti, kata batinnya. Dia kembali tidur, terbangun dirinya saat cahaya mentari masuk lewat mulut Gua…ini pasti Tuhan sinarnya menyinari seluruh alam, lebih besar dari bintang maupun bulan, ketika malam menjelang seiring dengan kepulangan Ibunya dari Gua, mentaripun tenggelam…oh…aku rasa ini juga bukan Tuhan.
Ibrahim adalah putera Aaazar bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh as.