Berhari-hari berlayar di atas kapal, nabi Nuh as., suatu ketika beliau karena kecapean tertidur selain lelah karena harus menyelamatkan kaumnya, keluarganya, juga harus membawa binatang-binatang bersama mereka di dalam kapal setelah bencana banjir bah dan erupsi Najaf (gunung berapi).
Rupanya ombak yang sudah mulai bersahabat dan semilir angin laut disiang itu, menjadikan beliau terlelap dan tanpa beliau sadari hembusan angin nakal telah menyingkapkan pakaian beliau, akibatnya aurat beliau terlihat oleh anaknya. Seorang anaknya yang bernama Ham melihat kejadian tersebut tertawa, ketawanya memancing saudaranya yang lain menoleh, ada apa gerangan yang terjadi? Yafits anak beliau yang lain akhirnya juga ikutan tertawa saat memandang bapaknya yang lagi tidur tapi auratnya sangat jelas terlihat. Beda dengan saudaranya yang lagi menertawakan bapaknya, Sam anak beliau yang lain lansung mengambil kain dan menutupi aurat bapaknya yang terbuka oleh tiupan air laut tersebut. Ham dan Yafits timbul keisengannya, kain penutup itu, di buang oleh mereka sehingga kembali aurat bapaknya terpapar. Sam, jengkel dan marah melihat perbuatan kedua saudaranya tersebut, olehnya ditutup lagi dengan kain. Kedua saudaranya kembali melakukan hal sebelumnya, bagi Sam, keduanya sudah keterlaluan sehingga membuatnya marah, itu mengganggu tidur nabi Nuh as., akhirnya beliau terjaga.
Nabi Nuh as. dengan kelembutan sebagai seorang tua beliau bertanya: ada apa ini, wahai anak-anakku? Sam lansung bercerita kepada beliau tentang apa yang diperbuat oleh kedua saudaranya kepada, bapaknya. Tidak lansung marah memang, tapi bagi beliau itu adalah aib yang sangat besar, dengan mata kepala sendiri beliau tidak pernah melihat auratnya, apalagi ini orang lain berani-beraninya melecehkan dirinya, meskipun itu anaknya sendiri. Dengan menahan amarah yang sangat besar beliau berdoa kepada Allah Azza wa Jalla sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas: Ya Rabbku, aku mohon petunjuk-Mu dan mohon agar Engkau mau mengabulkan permintaanku ini atas dosa-dosa yang telah diperbuat oleh kedua anakku, mohon supaya air sulbi (sperma) Ham, Engkau rubah, jika dia menikah dan memiliki anak jadikanlah seluruh keturunannya berkulit hitam, bagi anakku Yafits, ubah lah air sulbi (sperma) -nya sehingga bila istrinya melahirkan kelak, anak-anaknya dan keturunannya memiliki kulit bewarna. Kala itu juga doa beliau di ijabah oleh Allahu Rabbi.
Sehingga peristiwa tersebut menjadi awal umat manusia memiliki kulit yang berbeda. Bangsa kulit hitam mewarisi sifat generatif dari nenek moyang mereka Ham. Bangsa kulit bewarna yang dimiliki oleh Turki, Bulgaria, dan Cina mereka berasal dari garis keturunan Yafits. Sedangkan Sam mewariskan keturunan dengan kulit bewarna putih.
Nabi Nuh as. rupanya sangat marah besar dengan kejadian tersebut, beliaupun menambahkan doanya dengan berkata: wahai anakku Ham dan Yafits, selain warna kulit keturunan kalian akan berbeda dengan warna kulit keturunan Sam, keturunan kalianpun nantinya akan menjadi pelayan bagi keturunan Sam hingga Kiamat meluluh lantakkan bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar