Rabu, 24 Februari 2010
Senin, 15 Februari 2010
NABI NUH as.
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya; berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih. Nuh berkata: hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui. (QS, Nuh: 1-4)
As-Sakan, dipanggil Nuh dikarenakan menangisi kaumnya yang lalim selama lebih kurang sembilan ratus lima puluh (950) tahun. Menjalani kehidupan biasa selama delapan ratus lima puluh tahun sebelum jadi nabi dan rasul, berdakwah dan mensyiarkan risalah Tuhannya selama sembilan ratus lima puluh tahun, di perintahkan rancang bangun kapal yang memakan waktu selama dua ratus tahun, menjalani kehidupan baru setelah banjir bah sampai wafat lima ratus tahun. Usia beliau diperkirakan dua ribu lima ratus tahun dalam menjalankan kehidupan dan dakwah di bumi yang kita diami sekarang ini.
Beliau merupakan nabi pertama setelah kenabian Idris as., anak dari Matusylakh bin Ukhnukh (Idris as.), sudah menggunakan pakaian yang terbuat dari bulu domba, profesi tukang kayu, hamba Allah yang banyak bersyukur, jika akan berpakaian, makan, dan minum selalu mengucapkan Bismillah dan setelahnya mengucapkan Alhamdulillah, lahir bersamaan dengan kematian nabi Adam as., menurut nabi Muhammad saw. (HR. Ibnu Abbas ra.): perbedaan waktu antara nabi Adam as. dan nabi Nuh as. sekitar 10 abad, nabi Nuh lahir 1056 tahun setelah penciptaan manusia pertama yakni nabi Adam as. diturunkan ke bumi setelah bermukim di syurga sewaktu penciptaan beliau.
Istri beliau dua orang, yang satu, perempuan pertama beriman kepada Allah dan Nuh, namanya ‘Amurah binti Dhamran bin Ukhnukh sedangkan yang lainnya tergolong orang munafik namanya Rabi’ah. Anak-anaknya antara lain; Sam, Yafit, Ham dan anak perempuannya dengan istri ‘Amurah, anaknya dengan Rabi’ah bernama Kan’an, ulama bersilang pendapat tentang Kan’an, menurut mereka dia adalah anak tiri Nuh as.
Tongkat Putih Lambang Kenabiannya
Sebagian besar umatnya tidak menyukai beliau, seringkali beliau dipukuli sampai pingsan dan diterangkan juga oleh Rasulullah saw., beliau pernah dilempar oleh kaumnya keatas atap rumah, meskipun demikian dia tidak pernah jera untuk membela kaum miskin dan mengkritisi kaum “the have” atau kaya agar tidak berbuat sewenang-wenang terhadap kaum lemah dan miskin. Akhirnya kekejaman yang dilakukan oleh kaum kaya dan antek-anteknya menyebabkan beliau memilih untuk mengasingkan diri, jauh dari keramaian.
Jibril as., dipanggil oleh Allah SWT., sambangi Nuh dan kabarkan berita gembira padanya. Lalu Jibril turun ke bumi menemui Nuh yang lagi menyepi di salah satu bukit di Kufah. Engkau akan diberi kekuatan oleh Allah Azza wa Jalla berupa kesabaran, keyakinan, dan kemenangan. Untuk itu engkau akan menerima risalah dan diangkat jadi nabi dan rasul serta Allah SWT. memerintahkan kamu untuk menikahi ‘Amurah, sesungguhnya dia adalah wanita pertama yang akan beriman kepadamu.
Hari Asyura, 10 Muharam, pembesar-pembesar dan konglomerat serta pengikutnya sedang berkumpul ditempat ibadah, biasa, menjalankan ritual, memohon dan menyembah berhala. Nuh as. dengan tongkat putih di tangan kanannya memasuki ruangan ibadah tersebut, lalu dengan suara lantang dia berseru: La ilaha illallah, semua berhala sesembahan mereka berjatuhan, jamaah ritual tersebut kaget dan ketakutan, salah seorang dari mereka ada yang berani, apa yang engkau lakukan, aku Nuh adalah hamba Allah, aku diutus kepada kalian agar menyembah Allah bukan patung-patung ini, karena Allahlah yang telah menurunkan hujan, mengadakan sungai-sungai untuk mengaliri kebun-kebun kalian sehingga kalian bisa memiliki kekayaan. Beliau telah menciptakan kamu dari tanah dan akan mengembalikan kalian jadi tanah, diciptakannya bumi ini untuk kalian agar kalian bisa berkelana kemana saja dan bersyukur. (QS, Nuh: 5-20).
Peringatan dan seruan nabi Nuh as. tidak mereka gubris, beliau dianiaya dan disakiti, lalu Nuh berkeluh kesah kepada Tuhannya, ya Allah, mereka mendurhakai-Mu, mereka lebih memilih menjadi pengikut pemilik harta daripada beriman kepada Engkau. Lalu beliau berdoa kepada-Nya: Ya Allah, berilah petunjuk kaumku, perlakuannya kepadaku hanyalah karena ketidaktahuan mereka tentang kekuasaan-Mu.
Capaian dakwah beliau terhalang dari pemuka-pemuka agama mereka, berhala Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr, inilah yang memberikan kekayaan, kesehatan, keamanan, dan kemakmuran bagi kita semua timpal pemuka agama dihadapan jamaah penyembah berhala tersebut, bukan Tuhannya Nuh. Pengikutnya terpengaruh sehingga jika mereka dihimbau untuk memusuhi dan menganiaya Nuh, mereka serempak melaksanakan perintah pimpinan penghasut tersebut.
Fenomena Geologi kala banjir nabi Nuh as.
Kufah dan Najaf, dua buah kota di Iraq. Kufah terletak 10 km di timur laut Najaf, 160 km di selatan Bagdad, diriwayatkan dulunya tempat nabi Nuh as., keluarga, dan kaumnya hidup sekaligus tempat mereka bermukim. Najaf dalam bahasa Arab artinya daerah tinggian atau gunung, jaraknya dari Bagdad sekitar 170 km., di kota ini terdapat Masjid Imam Ali bin Abi Thalib ra. juga kuburan beliau, satu kilometer dari kuburan Ali terdapat makam nabi Hud as. dan nabi Shaleh as. Banyak riwayat yang menginformasikan, manusia ciptaan Allah SWT. yang pertama, Adam as. dan Nuh as. juga dikuburkan di kota ini.
Fenomena geologi di Jazirah Arab cukup menarik untuk disajikan berkenaan dengan relasinya terhadap banjir besar dan erupsi gunung berapi yang terjadi saat nabi Nuh as. diberi perintah oleh Allah SWT. untuk manaiki kapal setelah membangunnya atas petunjuk malaikat Jibril as. Sebelum kita memasuki wilayah fenomena geologinya, ada baiknya kita menyimak dua hadist berikut ini:
Hadist pertama dari Rasulullah SAW.; sewaktu bumi memancarkan air, seorang ibu dengan anak yang digendongnya berlarian ke atas bukit menghindari kejaran air, sepertiga bukit sudah dinaikinya, air bah terus menyusulnya, dengan anak masih digendongan, bukit terus didakinya hingga dia berada di puncak bukit tersebut, tapi air bah tersebut masih naik sampai mencapai batas lehernya, dia berusaha dengan sekuat tenaga menyelamatkan anaknya, diangkat anaknya melampaui kepalanya namun air bah tersebut malah menggulung mereka berdua.
Hadist kedua dari Abu Abdillah ra., beliau meriwayatkan sabda Nabi SAW.: Najaf era nabi Nuh as. adalah sebuah gunung berapi, gunung ini menjadi tujuan anak Nuh as. yang bernama Kan’an untuk mencari perlindungan dari banjir besar sewaktu Allah SWT. mengabulkan doa hambanya yang sabar dan shaleh Nuh as. untuk membinasakan kaumnya yang setiap harinya menyembah patung dan lukisan-lukisan yang dibuat iblis untuk menghibur kaum yang ditinggal pergi oleh keluarganya yang beriman karena telah cukup ajalnya. Beberapa waktu berselang dari banjir bah, gunung Najaf (tiada gunung lain dipermukaan bumi yang lebih besar darinya, kala itu) meletus, Allah Azza wa Jalla menitahkan; Wahai gunung, apakah dia (Kan’an, red.) dapat mencari perlindunganmu dari siksa-Ku?
Gunung tersebut menjadi murka, menghancurkan tubuh dan akarnya, potongannya sampai berjatuhan ke negeri Syam, debu halusnya bertebaran di permukaan bumi, dan sisanya menjadi lautan, kemudian laut tersebut dinamakan Najaf oleh penduduk sekitarnya.
Kisah yang diriwayatkan oleh Abu Abdillah ra. diatas bukan serta merta begitu saja datangnya, tetapi peristiwa tersebut sangat erat hubungannya dengan perilaku umat nabi Nuh as. yang secara singkat dapat kita baca dari rangkuman kehidupan beliau dalam menyampaikan risalah dari Allah SWT. untuk kemashlahatan umat beliau juga di kehidupan akhirat kelak, seperti tulisan dibawah ini:
Nuh as. bersama kaumnya selama 300 tahun, beliau menyampaikan dan mensyiarkan wahyu dari Allah SWT. untuk beriman dan menjalankan perintah-Nya yang lain seperti shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya tetapi kaumnya kafir dan menyembah berhala, sedikit dari mereka yang beriman kepada Allah, karena kekafiran dan kemunafikan kaumnya yang makin merajalela, lalu beliau mohon kepada Allah agar kaumnya dibinasakan saja, namun belasan ribu malaikat membujuknya agar beliau menangguhkan doa tersebut. Beliau memberi tangguh sampai 300 tahun kemudian.
300 tahun kemudian, kekafiran dan kefasikan kaumnya bukannya berkurang tetapi makin meningkat akhirnya beliau berniat kembali memohon (agar kaumnya dibinasakan) kepada Rabbnya. Dua belas ribu malaikat unjuk rasa kepada Nuh as., jangan engkau lakukan itu, tangguhkanlah doamu, nabi Nuh as. menyetujui dan membuat kesepakatan, dan ini kesepakatan-ku yang terakhir, kuberi tangguh 300 tahun lagi. Setelah itu kupastikan doa kupanjatkan kepada Allahu Rabbi untuk membinasakan mereka semua kecuali yang beriman kepada-Nya.
Tiga ratus tahun berlalu, dakwahnya tidak membuahkan hasil yang maksimal, kaumnya semakin kafir dan fasik. Allah menurunkan wahyu kepada beliau: wahai Nuh as., sesungguhnya kaummu tidak akan beriman kecuali sedikit dari mereka (QS: Hud: 36).
Kufah, ditempat ini wahyu Allah diturunkan kepada nabi Nuh as., beliau diperintahkan untuk menanam pohon kurma. 50 tahun berselang, kembali beliau menerima wahyu, pokok kurma yang sudah dewasa diperintahkan Allah untuk ditebang dan di buat menjadi kapal, pembuatannya diupahkan kepada kaumnya dibawah petunjuk Jibril as., kapal tersebut panjangnya: seribu dua ratus hasta, lebarnya: delapan ratus hasta, tingginya: delapan puluh hasta.
Kapal kemudian diselesaikan dalam waktu 200 tahun, kemudian Allah memerintahkan Nuh as. (QS. Hud: 40 dan 41) menyeru kaumnya dan keluarga serta binatang masuk kedalam kapalnya, hanya delapan puluh orang laki-laki yang beriman yang ikut ambil bagian masuk kedalam kapalnya. Kemudian sesuai perintah Allah Azza wa Jalla, beliau memasukkan delapan pasang binatang yang ikut bersama nabi Adam as. keluar dari syurga yang nantinya akan menjadi penghidupan bagi keturunan Nuh as. di bumi. (QS, al- An’aam: 143-144) delapan binatang yang berpasangan adalah domba, kambing, unta, dan lembu.
Kaumnya yang kafir, dan fasik serta istri dan anaknya Kan’an tidak bersedia ikut bersama beliau, meskipun beliau telah menyuruh istri dan anaknya naik, masuk kedalam kapal. Aku, seru anaknya (Kan’an) dari luar kapal, akan berlindung ke Najaf, aku pasti akan selamat disana (QS, Hud: 43), saat itu gempa telah meluluh lantakkan desa-desa di Kufah dan air sudah mulai menggenangi Farat Tannur, dekat masjid Kufah.
Selintas mengenal bumi kita dan kelakuannya, interior bumi bagian terluar, dapat dibedakan menjadi dua lapisan didasarkan sifat fisik dan daya hantar panas yang dimilikinya, kesatu dinamakan litosfer bersifat kaku dan padat, kedua dinamakan astenosfer bersifat padat dan lebih mobil.
Lapisan litosfer, saat ini oleh para ilmuan dibagi menjadi 7 atau 8 lempeng-lempeng tektonik utama, dan banyak lagi lempeng-lempeng berskala kecil. Yang utama diantaranya: lempeng Afrika, lempeng Antartika, lempeng Indo-Australia (dibagi dua jadi: lempeng India dan lempeng Australia), lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, dan lempeng Pasifik. Disamping itu terdapat juga lempeng-lempeng kecil diantaranya; lempeng Arabia, lempeng Karibia, lempeng Juan de Fuca, lempeng Cocos, lempeng Nazca, lempeng laut Philipina, lempeng Scotia, dan lempeng-lempeng kecil lainnya.
Lempeng-lempeng tektonik di dunia (dari Wikipedia)
Antara satu lempeng dengan lempeng lainnya mempunyai batas dan masing-masing lempeng mengalami pergerakan relatif satu sama lainnya. Lempeng-lempeng tersebut secara lateral bergerak dengan kecepatan 50-100 mm per tahun. Dikenal tiga jenis pergerakan antar lempeng yaitu: gerakan saling bertumbukan atau konvergen (lempeng Arabia dengan lempeng Eurasia, dari arah baratdaya ke arah timur laut), bergerak memisahkan diri atau divergen (benua Afrika dan Amerika Selatan), dan jenis pergerakan yang ketiga adalah bergeser satu sama lainnya atau transform.
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan terbentuknya palung samudra merupakan proses geologi yang umum terjadi disepanjang pertemuan lempeng-lempeng tektonik.
Kisah, banjir bah dan erupsi gunung berapi Najaf bila kita kaitkan dengan fenomena geologi di kala itu sangatlah menarik, fenomena alam di kala banjir melanda Kufah dan Najaf saat mana nabi Nuh as. dan umatnya bermukim, merupakan akibat adanya aktifitas tektonik dikala itu, banjir bah tentunya ada kaitan dengan gempa bumi yang menimbulkan gelombang laut yang sangat besar atau saat ini kita kenal dengan TSUNAMI. Tsunami terlebih dahulu didahului oleh gempa yang terjadi di bawah permukaan laut dengan kekuatan magnitud dari skala sedang sampai tinggi yang berlokasi di kerak samudra sehingga mendorong air laut ke arah atas.
Contoh paling terdekat adalah Tsunami Aceh yang terjadi dipenghujung tahun 2004. Rekam jejak tsunami Aceh masih bisa kita lihat, betapa dahsyatnya kejadian tersebut sehingga negara lainnya juga berdampak yang sama besarnya dengan yang di alami oleh Aceh seperti negara Thailand misalnya.
Banjir bah dan erupsi gunung berapi yang melanda kawasan kenabian Nuh as. dipastikan jauh lebih dahsyat dari tsunami yang menimpa Aceh dan negara-negara yang mengalami efeknya. Gempa dahsyat pertama kala itu menimbulkan Tsunami yang mengakibatkan banjir bah yang menggenangi kawasan Kufah. Disusul dengan gempa tektonik berikutnya yang meluluh lantakkan Najaf (gunung berapi terbesar dan tertinggi, red) sehingga Kan’an, anak nabi Nuh as. tidak pernah sampai ke Najaf, setelah tsunami ternyata disusul oleh aktifitas tektonik susulan yang menghancurkan Najaf.
Waktu terjadinya kegiatan tektonik, apakah terjadinya saat bersamaan dengan bergesernya lempeng Amerika Selatan dari benua Afrika atau setelah kejadian pergeseran tersebut? Ataukah kemudian setelah terbentuk lempeng Arabia?. Jika Najaf pada zaman itu adalah gunung berapi terbesar, di informasikan bahwa tidak ada gunung lain sebesar gunung tersebut, dan jika kala itu dikatakan (ditafsirkan) bumi merupakan sebuah daratan tunggal, tentunya bisa diinterpretasikan bahwa banjir bah dan erupsi Najaf berkaitan dengan bergesernya lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Afrika. Untuk itu diperlukan kajian-kajian, bukti-bukti baru untuk menentukan kapan waktu yang lebih mendekati kebenaran. Bila kita berbicara tentang keimanan, kisah yang diceritakan oleh sahabat-sahabat yang mereka dengar dari Rasulullah SAW. tentang peristiwa banjir besar dan gunung api yang meletus kala itu, tentunya itulah kebenaran, karena nabi Allah menerima informasi dari Rabb-nya melalui malaikat Jibril as.
Kisah Lahirnya Bangsa Kulit Putih, Berwarna, dan Hitam
Dikala air bah sudah menenggelamkan jazirah Arab, Nuh as., suatu ketika beliau tertidur di geladak kapal, disaat itu ombak sangat bersahabat, semilir angin membuat beliau terlelap dalam tidurnya, angin sepoi-sepoi berembus menyingkap pakaiannya sehingga terlihat auratnya. Anaknya Ham yang posisinya paling dekat dengan bapaknya tertawa, anaknya yang lain Yafits dan Sam menoleh saat saudaranya tertawa terpingkal-pingkal. Sam mendekat, menegur keduanya dan membetulkan pakaian bapaknya. Kemudian Sam beranjak dari sisi bapaknya, muncul keisengan kedua saudaranya, disibakkannya pakaian yang tadi sudah dirapikan oleh Sam, mereka tertawa lagi, lebih keras, hal itu membuat Sam marah besar, sambil membenahi pakaian Nuh as.
Karena suara lengkingan kemarahan Sam, bapaknya terbangun, sementara kedua anaknya yang lain masih belum mampu menahan rasa tawanya, Nuh as. menegur mereka, enak sekali ketawa kalian, apa gerangan yang membuat kalian sebahagia ini? Lalu Sam menceritakan kejadian saat tadi beliau tertidur, karena setelah sekian lama berada di atas kapal dan diperlakukan kurang ajar oleh anaknya sendiri, rupanya emosi sukar juga dikendalikan oleh beliau, meskipun demikian beliau akhirnya minta petunjuk kepada Allah SWT. seraya berdoa: Ya Allah, aku mohon petunjuk-Mu dan mohon agar Engkau mengabulkan permohonanku supaya air sulbi (sperma) Ham Engkau rubah sehingga anak-anak yang terlahir dari rahim istrinya, semuanya berkulit hitam. Ubah jugalah, Ya Allah, sperma Yafits. Allah Azza wa Jalla kemudian mengabulkan permintaan nabi Nuh as.
Perbedaan warna kulit umat manusia saat ini adalah alhasil dari doa nabi Nuh as., bangsa yang berkulit hitam adalah keturunan dari Ham. Bangsa Turki, Bulgaria, dan Cina mereka adalah keturnan dari Yafits. Sementara anaknya Sam akan menurunkan keturunan yang warna kulitnya putih.
Murkanya, nabi Nuh as. tidak sampai sebatas hal tersebut diatas, beliau berucap kepada kedua anaknya Ham dan Yafits yang durhaka, Allah SWT. akan menjadikan keturunan kalian sebagai pelayan bagi garis keturunan Sam dan sifat durhaka kalian berdua akan senantiasa muncul pada garis keturunan kalian kelak hingga Kiamat menghancurkan bumi ini. Dan sifat baik juga akan selalu hadir dari keturunan Sam selama dunia ini masih ada. (Riwayat dalam Ilal asy-Syara’i)
Cincin Berukir Kalimah La ilaha illallahu
Setelah gempa dahsyat mengguncang Kufah, kemudian diikuti oleh air laut menggenangi wilayah tersebut, Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu melalui Jibril as. kepada Nuh as.: wahai Nuh, jika kamu takut dengan air bah dan gelombang ini, bertahlillah kepada-Ku sejumlah seribu kali, niscaya Aku akan menyelamatkanmu dan orang-orang yang beriman bersamamu di atas bahtera tersebut. Kapal terisi delapan puluh laki-laki beriman, istrinya ‘Amurah, anak-anak perempuan Nuh as., dan delapan binatang-binatang yang berpasang-pasangan. Tali kapal ditarik, layar terkembang, tiba-tiba gelombang dahsyat menghantam bahteranya, belum sempat beliau baca tahlil, gugup, karena pertama kali mengalami kejadian sedahsyat itu, tapi beliau masih sempat berdoa dengan menggunakan bahasa Suryani: Haluluya alfan alfan ya Mariyan atqin, kapalpun melaju dengan mulus.
Banjir kemudian surut, Nuh as. membuat sebuah cincin dan menulis pada cincinnya kalimat tahlil yang di wahyukan kepadanya oleh Jibril as.: La ilaha illallahu alfa marrah ya Rabbi ashlihni (Tidak ada Tuhan selain Allah, 1000x, Ya Tuhanku, selamatkan aku), tulisan tersebut dimaksudkan agar beliau tak pernah melupakan wahyu Allah yang telah menyelamatkan beliau, keluarga, pengikutnya yang beriman kepada Allah SWT. (dari Adam as. hingga Isa as., oleh Sayid Ni’matullah al- Jazairi)
Episode Terakhir Era Nuh as.
Abu Abdillah ra. berkata:
Saat air bah surut, berserakan tulang belulang mayat manusia dan binatang, menjumpai pemandangan seperti itu beliau sangat sedih dan menyesal akan kejadian yang menimpa umatnya. Allah SWT. memberikan wahyu kepada beliau via Jibril as., wahai hambaku yang sabar dan shaleh, janganlah kamu berlarut-larut dengan kejadian ini, makanlah buah anggur hitam, itu akan mengurangi luka hatimu.
Kapal yang membawa nabi Nuh as. menabrak sebuah gunung, khawatir kapal tersebut akan tenggelam beliau berdoa: Ya Tuhan-ku, selamatkanlah kami. Ya Tuhan-ku, berbuat baiklah pada kami (al- Hadist), itulah gunung Judi disekitar daerah Mosul. Gunung Judi atau bahasa Turkinya “Cudi Dagh”, lokasi ± 200 mil diselatan gunung Ararat, bagian selatan Turki, Kurdistan, koordinatnya adalah 37º 21’ LU dan 42º 17’ BT. (Mount Ararat or Mount Judi, www.arksearch.com/najudi.htm)
Beliau bersama delapan puluh orang-orang laki beriman turun di Mosul, membangun kota ats-Tsamanin (delapan puluh). Setelah itu beliau mukim berpindah-pindah, tentunya ada keterkaitannya dengan dakwah yang ia harus sampaikan kepada pengikutnya dan keturunannya yang hidup di berbagai tempat dibelahan jazirah Arab setelah mereka selamat dari musibah akibat aktifitas geologi di kala itu.
Suatu hari, kala mentari berada pada titik yang paling dekat dengan permukaan bumi, sekonyong-konyong terdengar ucapan assalamu ‘alaika, ya nabi Allah, wa alaikum salam, jawab beliau. Ternyata yang datang adalah Izrail as., malaikat maut, ada apa gerangan ya malaikat maut, engkau mengunjungiku diterik panasnya matahari? Aku diperintah Rabb-ku untuk mencabut ruh-mu. Sebelum engkau melaksanakan tugas yang engkau emban dari Allah, bolehkah aku pindah di tempat yang lebih teduh? mohon Nuh as. kepada sang malaikat. Boleh, kemudian beliau pergi dan mendapatkan tempat yang lebih dingin, ya malaikat, laksanakanlah perintah Tuhan-mu, di cabutlah ruh beliau dari jasadnya.
Jauh hari sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir, tongkat estafet kepemimpinan syiar wahyu Allah kepada penduduk bumi di serahkan beliau kepada anaknya Sam, semua ilmu dan warisan kenabiannya di wariskan, hal tersebut sesuai dengan wahyu yang diterimanya dari malaikat Jibril as. karena pada waktu itu belum lahir nabi pengganti sehingga harus di wariskan kepada yang alim diantara pengikutnya, tapi isyarat kelahiran nabi berikutnya sudah beliau terima dari Jibril as., bahwa nantinya Hud as. akan meneruskan syiar risalah dari Allah Azza wa Jalla kepada penduduk bumi.
Sabtu, 06 Februari 2010
KULIT PUTIH, BEWARNA, dan HITAM (Asal Usul)
Berhari-hari berlayar di atas kapal, nabi Nuh as., suatu ketika beliau karena kecapean tertidur selain lelah karena harus menyelamatkan kaumnya, keluarganya, juga harus membawa binatang-binatang bersama mereka di dalam kapal setelah bencana banjir bah dan erupsi Najaf (gunung berapi).
Rupanya ombak yang sudah mulai bersahabat dan semilir angin laut disiang itu, menjadikan beliau terlelap dan tanpa beliau sadari hembusan angin nakal telah menyingkapkan pakaian beliau, akibatnya aurat beliau terlihat oleh anaknya. Seorang anaknya yang bernama Ham melihat kejadian tersebut tertawa, ketawanya memancing saudaranya yang lain menoleh, ada apa gerangan yang terjadi? Yafits anak beliau yang lain akhirnya juga ikutan tertawa saat memandang bapaknya yang lagi tidur tapi auratnya sangat jelas terlihat. Beda dengan saudaranya yang lagi menertawakan bapaknya, Sam anak beliau yang lain lansung mengambil kain dan menutupi aurat bapaknya yang terbuka oleh tiupan air laut tersebut. Ham dan Yafits timbul keisengannya, kain penutup itu, di buang oleh mereka sehingga kembali aurat bapaknya terpapar. Sam, jengkel dan marah melihat perbuatan kedua saudaranya tersebut, olehnya ditutup lagi dengan kain. Kedua saudaranya kembali melakukan hal sebelumnya, bagi Sam, keduanya sudah keterlaluan sehingga membuatnya marah, itu mengganggu tidur nabi Nuh as., akhirnya beliau terjaga.
Nabi Nuh as. dengan kelembutan sebagai seorang tua beliau bertanya: ada apa ini, wahai anak-anakku? Sam lansung bercerita kepada beliau tentang apa yang diperbuat oleh kedua saudaranya kepada, bapaknya. Tidak lansung marah memang, tapi bagi beliau itu adalah aib yang sangat besar, dengan mata kepala sendiri beliau tidak pernah melihat auratnya, apalagi ini orang lain berani-beraninya melecehkan dirinya, meskipun itu anaknya sendiri. Dengan menahan amarah yang sangat besar beliau berdoa kepada Allah Azza wa Jalla sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas: Ya Rabbku, aku mohon petunjuk-Mu dan mohon agar Engkau mau mengabulkan permintaanku ini atas dosa-dosa yang telah diperbuat oleh kedua anakku, mohon supaya air sulbi (sperma) Ham, Engkau rubah, jika dia menikah dan memiliki anak jadikanlah seluruh keturunannya berkulit hitam, bagi anakku Yafits, ubah lah air sulbi (sperma) -nya sehingga bila istrinya melahirkan kelak, anak-anaknya dan keturunannya memiliki kulit bewarna. Kala itu juga doa beliau di ijabah oleh Allahu Rabbi.
Sehingga peristiwa tersebut menjadi awal umat manusia memiliki kulit yang berbeda. Bangsa kulit hitam mewarisi sifat generatif dari nenek moyang mereka Ham. Bangsa kulit bewarna yang dimiliki oleh Turki, Bulgaria, dan Cina mereka berasal dari garis keturunan Yafits. Sedangkan Sam mewariskan keturunan dengan kulit bewarna putih.
Nabi Nuh as. rupanya sangat marah besar dengan kejadian tersebut, beliaupun menambahkan doanya dengan berkata: wahai anakku Ham dan Yafits, selain warna kulit keturunan kalian akan berbeda dengan warna kulit keturunan Sam, keturunan kalianpun nantinya akan menjadi pelayan bagi keturunan Sam hingga Kiamat meluluh lantakkan bumi ini.
Jumat, 05 Februari 2010
Kufah dan Najaf, dua buah kota di Iraq. Kufah terletak 10 km di timur laut Najaf, 160 km di selatan Bagdad, diriwayatkan dulunya tempat nabi Nuh as., keluarga, dan kaumnya hidup sekaligus tempat mereka bermukim. Najaf dalam bahasa Arab artinya daerah tinggian atau gunung, jaraknya dari Bagdad sekitar 170 km, di kota ini terdapat Masjid Imam Ali juga kuburan beliau. Imam Ali adalah sepupu sekaligus menantu, suami dari anak nabi Muhammad SAW., Fatimah.
Fenomena geologi di Jazirah Arab cukup menarik untuk disajikan berkenaan dengan relasinya terhadap banjir dan erupsi yang terjadi saat nabi Nuh as. diberi perintah oleh Allah SWT. untuk manaiki kapal setelah membangunnya atas petunjuk malaikat Jibril as. Sebelum kita memasuki wilayah fenomena geologinya, ada baiknya kita menyimak dua hadist berikut ini:
Fenomena geologi di Jazirah Arab cukup menarik untuk disajikan berkenaan dengan relasinya terhadap banjir dan erupsi yang terjadi saat nabi Nuh as. diberi perintah oleh Allah SWT. untuk manaiki kapal setelah membangunnya atas petunjuk malaikat Jibril as. Sebelum kita memasuki wilayah fenomena geologinya, ada baiknya kita menyimak dua hadist berikut ini:
Hadist pertama dari Rasulullah SAW.; sewaktu bumi memancarkan air, seorang ibu dengan anak yang digendongnya berlarian ke atas bukit menghindari kejaran air, sepertiga bukit sudah dinaikinya, air bah terus menyusulnya, dengan anak masih digendongan, bukit terus didakinya hingga dia berada di puncak bukit tersebut, tapi air bah tersebut masih naik sampai mencapai batas lehernya, dia berusaha dengan sekuat tenaga menyelamatkan anaknya, diangkat anaknya melampaui kepalanya namun air bah tersebut malah menggulung mereka berdua.
Hadist kedua dari Abu Abdillah ra., beliau meriwayatkan sabda Nabi SAW.: Najaf era nabi Nuh as. adalah sebuah gunung berapi, gunung ini menjadi tujuan anak Nuh as. yang bernama Kan’an untuk mencari perlindungan dari banjir besar sewaktu Allah SWT. mengabulkan doa hambanya yang sabar dan shaleh Nuh as. untuk membinasakan kaumnya yang setiap harinya menyembah patung dan lukisan-lukisan yang dibuat iblis untuk menghibur kaum yang ditinggal pergi oleh keluarganya yang beriman karena telah cukup ajalnya. Beberapa waktu berselang dari banjir bah, Najaf (tiada gunung lain dipermukaan bumi yang lebih besar darinya, kala itu, red.) meletus, Allah Azza wa Jalla menitahkan; Wahai gunung, apakah dia (Kan’an, red.) dapat mencari perlindunganmu dari siksa-Ku? Gunung tersebut menjadi murka, menghancurkan tubuh dan akarnya, potongannya sampai berjatuhan ke negeri Syam, debu halusnya bertebaran di permukaan bumi, dan sisanya menjadi lautan, kemudian laut tersebut dinamakan Najaf oleh penduduk sekitarnya.
Kisah yang diriwayatkan oleh Abu Abdillah ra. diatas bukan serta merta begitu saja datangnya, tetapi peristiwa tersebut sangat erat hubungannya dengan perilaku umat nabi Nuh as. yang secara singkat dapat kita baca dari rangkuman kehidupan beliau dalam menyampaikan risalah dari Allah SWT. untuk kemashlahatan umat beliau juga di kehidupan akhirat kelak, seperti tulisan dibawah ini:
Nuh as. bersama kaumnya selama 300 tahun, beliau menyampaikan dan mensyiarkan wahyu dari Allah SWT. untuk beriman dan menjalankan perintah-Nya yang lain seperti shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya tetapi kaumnya kafir dan menyembah berhala, sedikit dari mereka yang beriman kepada Allah, karena kekafiran dan kemunafikan kaumnya yang makin merajalela beliau mohon kepada Allah agar kaumnya dibinasakan saja, namun belasan ribu malaikat membujuknya agar beliau menangguhkan doa tersebut. Beliau memberi tangguh sampai 300 tahun kemudian.
300 tahun kemudian, kekafiran dan kefasikan kaumnya bukannya berkurang tetapi makin meningkat akhirnya beliau berniat kembali memohon agar kaumnya dibinasakan, kepada Rabbnya, dua belas ribu malaikat unjuk rasa kepada Nuh as., jangan engkau lakukan itu, tangguhkanlah doamu, nabi Nuh as. menyetujui dan membuat kesepakatan, dan ini kesepakatan-ku yang terakhir, kuberi tangguh 300 tahun lagi. Setelah itu kupastikan doa kupanjatkan kepada Allahu Rabbi untuk membinasakan mereka semua kecuali yang beriman kepada-Nya.
Tiga ratus tahun berlalu, dakwahnya tidak membuahkan hasil yang maksimal, kaumnya semakin kafir dan fasik. Allah menurunkan wahyu kepada beliau: wahai Nuh as., sesungguhnya kaummu tidak akan beriman kecuali sedikit dari mereka (QS, Hud: 36).
Kufah, ditempat ini wahyu Allah diturunkan kepada nabi Nuh as., beliau diperintahkan untuk menanam pohon kurma. 50 tahun berselang, kembali beliau menerima wahyu, pokok kurma yang sudah dewasa diperintahkan Allah untuk ditebang dan di buat menjadi kapal, pembuatannya diupahkan kepada kaumnya dibawah petunjuk Jibril as., kapal tersebut panjangnya: seribu dua ratus hasta, lebarnya: delapan ratus hasta, tingginya: delapan puluh hasta. Kapal kemudian diselesaikan dalam waktu 50 tahun, kemudian Allah memerintahkan Nuh as. (QS. Hud: 40 dan 41) menyeru kaumnya dan keluarga serta binatang masuk kedalam kapalnya, hanya delapan puluh orang laki-laki yang beriman yang ikut ambil bagian masuk kedalam kapalnya.
Kaumnya yang kafir, dan fasik serta istri dan anaknya Kan’an tidak bersedia ikut bersama beliau, meskipun beliau telah menyuruh istri dan anaknya naik, masuk kedalam kapal. Aku, seru anaknya (Kan’an) dari luar kapal, akan berlindung ke Najaf, aku pasti akan selamat disana (QS, Hud: 43), saat itu gempa telah meluluh lantakkan desa-desa di Kufah dan air sudah mulai menggenangi Farat Tannur, dekat masjid Kufah.
Selintas mengenal bumi kita dan kelakuannya, interior bumi bagian terluar, dapat dibedakan menjadi dua lapisan didasarkan sifat fisik dan daya hantar panas yang dimilikinya, kesatu dinamakan litosfer bersifat kaku dan padat, kedua dinamakan astenosfer bersifat padat dan lebih mobil.
Lapisan litosfer, saat ini oleh para ilmuan dibagi menjadi 7 atau 8 lempeng-lempeng tektonik utama, dan banyak lagi lempeng-lempeng berskala kecil. Yang utama diantaranya: lempeng Afrika, lempeng Antartika, lempeng Indo-Australia (dibagi dua jadi: lempeng India dan lempeng Australia), lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, dan lempeng Pasifik. Disamping itu terdapat juga lempeng-lempeng kecil diantaranya; lempeng Arabia, lempeng Karibia, lempeng Juan de Fuca, lempeng Cocos, lempeng Nazca, lempeng laut Philipina, lempeng Scotia, dan lempeng-lempeng kecil lainnya. Lempeng-lempeng tektonik di dunia (dari Wikipedia)
Antara satu lempeng dengan lempeng lainnya mempunyai batas dan masing-masing lempeng mengalami pergerakan relatif satu sama lainnya. Lempeng-lempeng tersebut secara lateral bergerak dengan kecepatan 50-100 mm per tahun. Dikenal tiga jenis pergerakan antar lempeng yaitu: gerakan saling bertumbukan atau konvergen (lempeng Arabia dengan lempeng Eurasia, dari arah baratdaya ke arah timur laut), bergerak memisahkan diri atau divergen (benua Afrika dan Amerika Selatan), dan jenis pergerakan yang ketiga adalah bergeser satu sama lainnya atau transform.
Antara satu lempeng dengan lempeng lainnya mempunyai batas dan masing-masing lempeng mengalami pergerakan relatif satu sama lainnya. Lempeng-lempeng tersebut secara lateral bergerak dengan kecepatan 50-100 mm per tahun. Dikenal tiga jenis pergerakan antar lempeng yaitu: gerakan saling bertumbukan atau konvergen (lempeng Arabia dengan lempeng Eurasia, dari arah baratdaya ke arah timur laut), bergerak memisahkan diri atau divergen (benua Afrika dan Amerika Selatan), dan jenis pergerakan yang ketiga adalah bergeser satu sama lainnya atau transform.
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan terbentuknya palung samudra hal yang umum terjadi disepanjang pertemuan lempeng-lempeng tektonik.
Kisah, banjir bah dan erupsi gunung berapi Najaf bila kita kaitkan dengan fenomena geologi di kala itu sangatlah menarik, fenomena alam di kala banjir melanda Najaf dan Kufah saat mana nabi Nuh as. dan umatnya bermukim, merupakan akibat adanya aktifitas tektonik dikala itu, banjir bah tentunya ada kaitan dengan gempa bumi yang menimbulkan gelombang laut yang sangat besar atau saat ini kita kenal dengan TSUNAMI. Tsunami terlebih dahulu didahului oleh gempa yang terjadi di bawah permukaan laut dengan kekuatan magnitud dari skala sedang sampai tinggi yang berlokasi di kerak samudra sehingga mendorong air laut ke arah atas.
Contoh paling terdekat adalah Tsunami Aceh yang terjadi dipenghujung tahun 2004. Rekam jejak tsunami Aceh masih bisa kita lihat, betapa dahsyatnya kejadian tersebut sehingga negara lainnya juga berdampak yang sama besarnya dengan yang di alami oleh Aceh seperti negara Thailand misalnya.
Banjir bah dan erupsi gunung berapi yang melanda kawasan kenabian Nuh as. dipastikan jauh lebih dahsyat dari tsunami yang menimpa Aceh dan negara-negara yang mengalami efeknya. Gempa dahsyat pertama menimbulkan Tsunami yang mengakibatkan banjir bah yang menggenangi kawasan Kufah. Disusul dengan gempa tektonik berikutnya yang meluluh lantakkan Najaf (gunung berapi terbesar dan tertinggi, red) sehingga Kan’an, anak nabi Nuh as. dihancurkan oleh letusan Najaf yang maha dahsyat.
Banjir bah dan erupsi gunung berapi yang melanda kawasan kenabian Nuh as. dipastikan jauh lebih dahsyat dari tsunami yang menimpa Aceh dan negara-negara yang mengalami efeknya. Gempa dahsyat pertama menimbulkan Tsunami yang mengakibatkan banjir bah yang menggenangi kawasan Kufah. Disusul dengan gempa tektonik berikutnya yang meluluh lantakkan Najaf (gunung berapi terbesar dan tertinggi, red) sehingga Kan’an, anak nabi Nuh as. dihancurkan oleh letusan Najaf yang maha dahsyat.
Waktu terjadinya kegiatan tektonik, apakah terjadinya saat bersamaan dengan bergesernya lempeng Amerika Selatan dari benua Afrika atau setelah kejadian pergeseran tersebut. Ataukah lemudian setelah terbentuk lempeng Arabia, karena pergerakan relatifnya kearah timur laut menumbuk lempeng Eurasia. Jika Najaf adalah gunung berapi yang terdapat saat bumi masih merupakan sebuah daratan tunggal, tentunya banjir bah dan erupsi Najaf berkaitan dengan bergesernya lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Afrika.
Langganan:
Postingan (Atom)