Rabu, 17 September 2008

Malam Lailatul Kadar

Surah ke-97; Al-Qadr


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemulian
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemulian itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemulian itu nilainya lebih baik dari seribu bulan
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْر
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah SWT secara khusus menurunkan surah ini untuk orang-orang yang beriman, sejatinya orang-orang yang berimanlah yang akan mendapatkan suatu ganjaran pahala karena surah ini ada kaitannya dengan surah 2; Al- Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa

Lailatul Kadar dari tafsir surah diatas dapat dikatakan sebagai suatu Rahmat Allah SWT yang sangat besar yang akan diberikan terhadap hamba-hamba Allah yang beriman saja dan mau mencarinya seperti diterangkan oleh Sabda Nabi SAW, kenapa demikian, seperti yang dijelaskan dalam surah 2 ayat 183, puasa itu wajib bagi orang-orang beriman tentunya tidak wajib bagi yang tidak beriman. Pada akhirnya malam Lailatur Kadar erat hubungannya bagi hamba-hamba yang beriman karena merekalah yang ditugasi untuk menjalani ibadah puasa dan malam tersebut merupakan kado dari Allah SWT terhadap hambanya yang menjalankan ibadah puasa yang mengerjakannya dengan ikhlas untuk mencari dan memperoleh Ridho Allah SWT.

Lailatul Kadar mempunyai banyak sekali makna yang terkandung didalamnya diantaranya adalah:
1. Malam yang penuh kemuliaan dari Allah SWT.
2. Malam diturunkannya Al-Quran.
3. Malam yang nilai ibadahnya lebih besar dari seribu bulan beribadah di bulan lainnya.
4. Malam dimana akan diturunkan malaikat ke bumi dan termasuk malaikat Jibril dengan izin Allah akan mengurusi segala macam urusan.
5. Malam tersebut sampai terbit fajar akan diturunkan kesejahteraan bagi yang beribadah.

Penikmat puasa dan hunter malam LAILATUL KADAR berlomba-lomba di bulan Ramadhan ini mengerjakan ibadah puasa, berdzikir, membaca Alquran, bersedekah dan qiyamul lail karena ibadah puasa adalah ibadah yang langsung milik Allah SWT dan ganjarannya juga langsung diberikan oleh Sang Pencipta Alam Semesta, selain itu beribadah di bulan Ramadhan akan diberikan nilai pahala 70x dari nilai ibadah di luar bulan Ramadhan..

Apa yang menjadi pertanda malam Lailatul Kadar? bagi pencari Ridho Allah SWT, pemburu malam kemuliaan dan pemimpi yang menginginkan memperoleh segala keinginannya, diantaranya; yang menginginkan surga, kekayaan dunia dan akhirat, kesembuhan, karir, sekolah yang sukses, hidup yang berkecukupan. Berikut ada beberapa hadis yang menerangkan tentang tanda-tanda dan petunjuk yang dialami dan diperlihatkan kepada Rasul SAW oleh Allah SWT disaat datangnya malam tersebut, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

Ibnu Umar r.a., mengisahkan tentang beberapa sahabat Nabi SAW. yang merasakan Lailatul Kadar dalam mimpi dimalam ke dua puluh tujuh Ramadhan, ketika mimpi tersebut mereka ceritakan kepada Rasulullah, beliau mengatakan bahwasanya mimpi tersebut bertepatan waktunya dengan malam dua puluh tujuh bulan Ramadhan. Sehingga diisyaratkan jika ingin memperolehnya untuk bersungguh-sungguh mencarinya dimalam tersebut.

Dalam kitab yang sama diceritakan juga bagaimana sahabat Rasulullah SAW yang sedang beri’tikaf bersama Rasul pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan yaitu Abu Said r.a. mengisahkan bagaimana Rasul keluar di pagi hari tanggal 20 Ramadhan dan berkhotbah, Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, tapi kemudian Rasul meralatnya, kalian hendaknya mencarinya di malam-malam ganjil yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Terutama pada malam-malam yang terakhir dan aku telah diperlihatkan seakan-akan sujud di atas air dan tanah, maka siapa saja yang i’tikaf bersama Nabi SAW. hendaknya pulang. Maka kemudian para sahabat pulang kerumah mereka masing-masing dan sewaktu berjalan sambil menengadah ke langit tiada sedikitpun terlihat awan, tetapi sesaat kemudian tiba-tiba datang awan mendung, langit gelap, dan hujan turun seperti dicurahkan dari langit menerpa atap masjid yang tersusun dari daun kurma, kemudian terdengar Iqamat pertanda masuknya waktu shalat, sewaktu itu kumelihat Rasulullah SAW sujud diatas air dan tanah, sehingga kuperhatikan ada bekas tanah yang menempel di dahi beliau.

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata; Nabi SAW, seringnya melakukan i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, di sore hari tanggal 20 Ramadhan kemudian beliau keluar dari masjid menuju rumah dan selanjutnya juga di ikuti oleh para sahabat yang lainnya. Di saat pulang tersebut, beliau melakukan khotbah, aku melaksanakan i’tikaf pada malam-malam seperti ini, kemudian ada keinginan untuk melakukan i’tikaf dimalam-malam terakhir (21-30) Ramadhan, maka barangsiapa yang telah beri’tikaf bersamaku hendaklah meneruskannya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar, tetapi kemudian beliau mengkoreksinya. Bilamana kalian ingin memperoleh malam Lailatul Kadar usahakanlah untuk mencarinya pada malam-malam ganjil yaitu pada malam-malam tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Aku diperlihatkan seakan-akan sujud diatas tanah yang berair, tiba-tiba malam tersebut langit berawan dan mendungnya sangat tebal diikuti turunnya hujan deras sekali sehingga masjid menjadi bocor terutama di mushalla Nabi SAW pada malam dua puluh satu Ramadhan. Malam itu aku melihat Rasulullah SAW keluar dari masjid usai menunaikan shalat shubuh dahi beliau dipenuhi lumpur.

Istri tercinta beliau Aisyah r.a. berkata; Nabi SAW i’tikaf dimalam-malam terakhir Ramadhan (21-30) dan beliau bersabda carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan.


Tidak ada komentar: