Rabu, 24 September 2008

ZAKAT FITRAH

Ibn Umar ra., Abdullah bin Umar ra., Abu Said Al-Khudri ra., menceritakan semasa bersama-sama dengan Rasulullah saw. saat menunaikan ibadah saum atau puasa di bulan Ramadhan, beliau bersabda sebelum shalat Ied di laksanakan di wajibkan bagi kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat yang dikenal dengan nama zakat fitrah bagi tiap orang yang merdeka atau budak , laki-laki maupun perempuan, besar atau bayi yang baru lahir sekalipun, besarnya zakat tersebut yaitu 1 sha’ = 2,5 kg dari kurma, gandum (sya’ir, jawawut), kismis, dan keju yang merupakan produk dari susu yang dikeringkan dan sudah beku (HR Bukhari & Muslim).

Zakat fitrah adalah zakat untuk membersihkan diri dari segala kotoran duniawi, terutama mensucikan jiwa orang yang berpuasa dari perbuatan yang sengaja atau tidak sengaja telah mengurangi nilai ibadah puasa mereka; seperti perkataan buruk dan sia-sia, mengumpat diiringi caci maki terhadap sesama, marah-marah yang karena sesuatu dan lain tidak berkenan di hati.

Zakat ini dibayarkan bagi seluruh muslim yang hidup sebagai orang yang merdeka ataupun dia masih menjadi seorang budak dan terlahir sebelum dilaksanakannya Shalat Ied di pagi hari tanggal 1 Syawal dan lebih afdol jika dibayarkan kepada yang berhak setelah terbit fajar sampai dilaksanakannya shalat Ied. Pada era Rasulullah saw. zakat tersebut dibayarkan sebesar 1 sha’ yang ukurannya adalah setara dengan 2,5 kg. Biasanya yang dizakatkan adalah kurma, gandum, kismis, susu yang dikeringkan dan sudah membeku. Untuk kita kaum muslimin yang hidup di Indonesia yang kesehariannya makanan pokoknya adalah beras, jagung, dan sagu, maka yang dizakatkan adalah makanan pokok tersebut atau diganti dengan uang yang nilainya setara dengan harga 2,5 kg makanan pokok yang biasanya mereka konsumsi setiap hari.

Berikut ini adalah sebuah hadist menurut riwayat Baihaki tentang siapa yang berhak membayarkan zakat fitrah yaitu setiap orang muslim yang memiliki harta telah mencapai Nishab berkewajiban menunaikan zakat fitrah, meskipun tidak mencapai satu tahun, tidak terbelenggu dengan hutang dan tidak pula untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka seperti tempat tinggal, makanan sehari-hari, dan perkakas kebutuhan rumah tangga mereka.

Dalam hal zakat fitrah ini ada beberapa hal penting lainnya yang perlu juga kita ketahui untuk lebih tepat sasarannya zakat yang diinfakkan dan siapa-siapa secara detil yang wajib membayarkan zakat fitrah tersebut:

· Seorang suami sebaiknya menunaikan zakat untuk dirinya sendiri, anak-anaknya yang masih kecil, dan anak-anaknya yang fakir.
· Seorang suami tidak berkewajiban membayarkan zakat fitrah untuk anak-anaknya yang telah memasuki usia baligh dan juga untuk istrinya baik mereka itu dalam kondisi kaya maupun miskin tetapi boleh memberikan zakatnya jika mereka dalam keadaan fakir.
· Seorang kakek berkewajiban membayarkan zakat cucu-cucunya dari anak lelakinya yang pada saat itu fakir tetapi tidak punya kewajiban untuk membayar zakat cucu-cucunya dari anak perempuannya.
· Sebagai seorang muslim tidak ada kewajiban untuk membayarkan zakat Ibunya maupun Bapaknya tetapi dibolehkan untuk membayarkan bagi kedua orangtua mereka tersebut.
· Orang tua dan yang tidak sanggup berpuasa sepanjang bulan Ramadhan karena sakit dan atau melahirkan wajib bagi mereka membayarkan zakat apabila termasuk kedalam golongan yang mampu.
· Seorang istri tidak dikenai kewajiban membayarkan zakat buat anak-anaknya meskipun suaminya dalam keadaan fakir tetapi sebagai seorang muslimah diminta kesadarannya agar mau membayarkan zakat anak-anaknya tersebut.
· Zakat fitrah sebaiknya diberikan kepada kaum kerabat yang terdekat kecuali istrinya, misalkan ayah, kakek dan seterusnya ke atas juga kepada anak, cucu-cucunya dan terus ke bawahnya.
· Zakat fitrah lebih afdol dibayarkan kepada tetangga terdekat dan terus melebar keluar daerah tersebut jika yang berhak menerima zakat menolaknya dan makruh hukumnya jika lansung dibayarkan ke Negara atau daerah yang jauh dari tempatnya bermukim kecuali dalam keadaan terpaksa akibat bencana atau peperangan.
· Zakat fitrah hukumnya wajib dibayarkan dari terbit fajar sampai berangkat menuju ke tanah lapang, dan hukumnya tidak wajib bagi mereka yang meninggal dunia atau fakir sebelum matahari terbit.
· Dibolehkan membayarkan beberapa zakat fitrah kepada seorang fakir karena tujuan dari membayarkan zakat fitrah adalah agar kehidupan orang-orang fakir disekitar kita terpenuhi.

Rabu, 17 September 2008

Malam Lailatul Kadar

Surah ke-97; Al-Qadr


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemulian
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemulian itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemulian itu nilainya lebih baik dari seribu bulan
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْر
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah SWT secara khusus menurunkan surah ini untuk orang-orang yang beriman, sejatinya orang-orang yang berimanlah yang akan mendapatkan suatu ganjaran pahala karena surah ini ada kaitannya dengan surah 2; Al- Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa

Lailatul Kadar dari tafsir surah diatas dapat dikatakan sebagai suatu Rahmat Allah SWT yang sangat besar yang akan diberikan terhadap hamba-hamba Allah yang beriman saja dan mau mencarinya seperti diterangkan oleh Sabda Nabi SAW, kenapa demikian, seperti yang dijelaskan dalam surah 2 ayat 183, puasa itu wajib bagi orang-orang beriman tentunya tidak wajib bagi yang tidak beriman. Pada akhirnya malam Lailatur Kadar erat hubungannya bagi hamba-hamba yang beriman karena merekalah yang ditugasi untuk menjalani ibadah puasa dan malam tersebut merupakan kado dari Allah SWT terhadap hambanya yang menjalankan ibadah puasa yang mengerjakannya dengan ikhlas untuk mencari dan memperoleh Ridho Allah SWT.

Lailatul Kadar mempunyai banyak sekali makna yang terkandung didalamnya diantaranya adalah:
1. Malam yang penuh kemuliaan dari Allah SWT.
2. Malam diturunkannya Al-Quran.
3. Malam yang nilai ibadahnya lebih besar dari seribu bulan beribadah di bulan lainnya.
4. Malam dimana akan diturunkan malaikat ke bumi dan termasuk malaikat Jibril dengan izin Allah akan mengurusi segala macam urusan.
5. Malam tersebut sampai terbit fajar akan diturunkan kesejahteraan bagi yang beribadah.

Penikmat puasa dan hunter malam LAILATUL KADAR berlomba-lomba di bulan Ramadhan ini mengerjakan ibadah puasa, berdzikir, membaca Alquran, bersedekah dan qiyamul lail karena ibadah puasa adalah ibadah yang langsung milik Allah SWT dan ganjarannya juga langsung diberikan oleh Sang Pencipta Alam Semesta, selain itu beribadah di bulan Ramadhan akan diberikan nilai pahala 70x dari nilai ibadah di luar bulan Ramadhan..

Apa yang menjadi pertanda malam Lailatul Kadar? bagi pencari Ridho Allah SWT, pemburu malam kemuliaan dan pemimpi yang menginginkan memperoleh segala keinginannya, diantaranya; yang menginginkan surga, kekayaan dunia dan akhirat, kesembuhan, karir, sekolah yang sukses, hidup yang berkecukupan. Berikut ada beberapa hadis yang menerangkan tentang tanda-tanda dan petunjuk yang dialami dan diperlihatkan kepada Rasul SAW oleh Allah SWT disaat datangnya malam tersebut, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

Ibnu Umar r.a., mengisahkan tentang beberapa sahabat Nabi SAW. yang merasakan Lailatul Kadar dalam mimpi dimalam ke dua puluh tujuh Ramadhan, ketika mimpi tersebut mereka ceritakan kepada Rasulullah, beliau mengatakan bahwasanya mimpi tersebut bertepatan waktunya dengan malam dua puluh tujuh bulan Ramadhan. Sehingga diisyaratkan jika ingin memperolehnya untuk bersungguh-sungguh mencarinya dimalam tersebut.

Dalam kitab yang sama diceritakan juga bagaimana sahabat Rasulullah SAW yang sedang beri’tikaf bersama Rasul pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan yaitu Abu Said r.a. mengisahkan bagaimana Rasul keluar di pagi hari tanggal 20 Ramadhan dan berkhotbah, Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, tapi kemudian Rasul meralatnya, kalian hendaknya mencarinya di malam-malam ganjil yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Terutama pada malam-malam yang terakhir dan aku telah diperlihatkan seakan-akan sujud di atas air dan tanah, maka siapa saja yang i’tikaf bersama Nabi SAW. hendaknya pulang. Maka kemudian para sahabat pulang kerumah mereka masing-masing dan sewaktu berjalan sambil menengadah ke langit tiada sedikitpun terlihat awan, tetapi sesaat kemudian tiba-tiba datang awan mendung, langit gelap, dan hujan turun seperti dicurahkan dari langit menerpa atap masjid yang tersusun dari daun kurma, kemudian terdengar Iqamat pertanda masuknya waktu shalat, sewaktu itu kumelihat Rasulullah SAW sujud diatas air dan tanah, sehingga kuperhatikan ada bekas tanah yang menempel di dahi beliau.

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata; Nabi SAW, seringnya melakukan i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, di sore hari tanggal 20 Ramadhan kemudian beliau keluar dari masjid menuju rumah dan selanjutnya juga di ikuti oleh para sahabat yang lainnya. Di saat pulang tersebut, beliau melakukan khotbah, aku melaksanakan i’tikaf pada malam-malam seperti ini, kemudian ada keinginan untuk melakukan i’tikaf dimalam-malam terakhir (21-30) Ramadhan, maka barangsiapa yang telah beri’tikaf bersamaku hendaklah meneruskannya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar, tetapi kemudian beliau mengkoreksinya. Bilamana kalian ingin memperoleh malam Lailatul Kadar usahakanlah untuk mencarinya pada malam-malam ganjil yaitu pada malam-malam tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Aku diperlihatkan seakan-akan sujud diatas tanah yang berair, tiba-tiba malam tersebut langit berawan dan mendungnya sangat tebal diikuti turunnya hujan deras sekali sehingga masjid menjadi bocor terutama di mushalla Nabi SAW pada malam dua puluh satu Ramadhan. Malam itu aku melihat Rasulullah SAW keluar dari masjid usai menunaikan shalat shubuh dahi beliau dipenuhi lumpur.

Istri tercinta beliau Aisyah r.a. berkata; Nabi SAW i’tikaf dimalam-malam terakhir Ramadhan (21-30) dan beliau bersabda carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan.


Kamis, 11 September 2008

MEMENEJ DECREASE KEIMANAN KEPADA ALLAH SWT.

At – Taubah 113:

Tidak sepatutnya bagi seorang Nabi dan orang-orang beriman untuk memintakan ampun kepada Allah SWT bagi orang-orang musyrik meskipun mereka kerabat yang dekat sekali hubungannya, setelah nyata-nyata mereka adalah orang-orang yang termasuk ahli neraka jahannam.

Bagi seorang muslim kata LAA ILLAHA ILLALLAH, merupakan kata yang paling terdepan diucapkan atau diikrarkan sebagai abdi Allah SWT. Adalah Al-Musayyab bin Hazn ra. mengisahkan suatu kejadian sewaktu Nabi mendatangi rumah kerabatnya yaitu paman beliau sendiri Abu Thalib yang saat mana lagi meregang nyawa ketika sedang menjalani proses sakratul maut. Disaat beliau datang sudah banyak kerabat dan handai taulan yang hadir pada saat itu, di antaranya terlihat Abu Jahl bin Hisyam, Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah. Lalu beliau mendekati sang paman sembari meminta sang paman untuk mengikuti kata-kata beliau dengan melafalkan kalimat Laa Illaha Illallah, dimana saya akan menjadi saksi untukmu nanti disisi Allah SWT. Kedua petinggi Quraish yang hadir dengan lantang berkata kepada pamannya, hei Abu Thalib apakah engkau berani meninggalkan agama yang di yakini oleh Abdul Muthalib? Sesaat kemudian Nabi SAW kembali mengucapkan kalimat yang sama dihadapan pamannya meminta supaya kalimat tersebut dibaca ulang. Kembali kedua kerabat beliau mengingatkan Abu Thalib, akankah engkau meninggalkan ajaran Abdul Muthalib yang selama ini telah engkau anut, akhirnya sang paman berkata dengan suara lantang, aku penganut setia ajaran yang dianut oleh Abdul Muthalib. Setelah mendengar jawaban pamannya, akhirnya Nabi SAW bersabda; Demi Allah meskipun engkau tidak mau mengulang apa yang telah kuucapkan, aku akan tetap membacakan istigfar untukmu selama aku tidak dilarang untuk itu.

Allah SWT, menurunkan surah At-Taubah ayat 113 seperti yang tercantum di awal tulisan ini sebagai koreksi pada Muhammad Rasulullah SAW atas sabda beliau yang telah terucap, jelas sekali tafsiran ayat diatas memberikan peringatan keras terhadap semua orang-orang beriman untuk tidak boleh mendoakan atau meminta ampun kepadaNya bagi kaum musyrikin yang lagi menanti ruhnya diambil oleh malaikat Izrail.

Kalimah Laa Illaha Illallah, adalah perwujudan iman seorang hambanya kepada Allah SWT, iman terhadap Sang Penguasa Alam Semesta pada umat manusia mengalami pasang surut dalam sejarah islam, bila kita melihat kembali kebelakang perkembangan islam keseluruh daratan bumi yang kita huni saat ini, akan terlihat seperti sebuah panjang gelombang longitudinal yang merambat naik dan turun. Ada masanya islam mengalami kejayaan yang bila kita korelasikan dengan sebuah gelombang akan berada pada puncak hal tersebut secara kuantitas semakin banyaknya manusia yang percaya kepada Rabb, Sang Pemilik Arsy dan itu membuktikan kualitas seorang pemimpin Muslim yang sukses di zamannya. Biasanya setelah mencapai puncak kejayaan akan terlihat islam mengalami pasang surut, memang tidak lansung menghujam atau menukik kebawah secara drastis umumnya iman kepada Allah tersebut turunnya berlansung secara gradual sehingga terus menuju ke arah bawah atau dasar suatu gelombang, sebagai pertanda kualitas imannya terhadap RabbNya dari sang pemimpin di masa itu tidak mampu memenej iman rakyatnya sehingga kualitas iman umat islam dimasa kekuasaanya drop, yang berakibat mereka tidak lagi dipercayai oleh rakyatnya karena dengan mudahnya jiwa mereka dikuasai oleh iblis dan syaitan yang pada akhirnya hidupnya berleha-leha tidak memikirkan VISI dan MISI hidup yang di amanah kan Allah SWT padanya. Kondisi seperti ini akan mengalami perulangan terus menerus seperti ditunjukkan karakter alam yang selalu berpasangan, ada siang ada malam, ada tinggian ada lembah, ada hujan ada panas, ini akan berlansung sampai KIAMAT mengakhiri keteraturan perputaran planet-planet mengelilingi matahari sehingga menimbulkan kekacauan orbitnya sehingga saling menimbulkan benturan yang tentunya akan menghancurkan semua benda langit tersebut.

Perkembangan keimanan umat islam terhadap Allah SWT di Indonesia saat ini akan kita tempatkan dimanakah dalam profil sebuah gelombang? Untuk itu mari kita kembali merenungkan beberapa kejadian di bawah ini:

Masih jelas tergambar dalam ingatan kita tayangan di TV, DVD ataupun VCD rekaman kejadian tsunami di Aceh (Sumatera bagian paling utara), Pangandaran (Jawa Barat selatan bagian timur) beberapa waktu lalu yang di awali oleh gejala gempa bumi yang dahsyat yang meluluh lantakkan sebagian besar harta benda dan menidurkan untuk selamanya manusia yang bermukim disekitar bencana serta membuat binatang-binatang menjadi bangkai.
Gunung-gunung berapi sepanjang jalur orogenesa yang tiba-tiba menjadi sangat aktif sehingga beberapa dari mereka menyemburkan lava pijar, sebutlah Gunung Merapi, Gunung Kelud di Jawa Tengah, Gunung Marapi dan Gunung Talang di Sumatera Barat, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dan tentu banyak gunung lainnya di nusantara ini, di Sulawesi misalnya dan di Indonesia bagian Timur. Karena letusan gunung-gunung tersebut sebagian besar telah merenggut nyawa saudara-saudara kita, membunuh binatang ternak, menghancurkan areal pertanian dan persawahan.

Curah hujan yang tinggi berulang kali terjadi sepanjang tahun, belakangan telah menyebabkan tanah longsor dimana-mana, banjir menerjang apa saja dan menggenangi perumahan penduduk, menghancurkan kekayaan umat manusia dan bila kita renungi kejadian ini dialami setiap tahun meskipun besaran dan ukurannya tidak sama di setiap daerah bencana.

2 tahun lalu ada kesalahan prosedur dalam pemboran minyak bumi pada saat bersamaan aktifitas kegempaan juga meningkat sehingga menimbulkan tragedi LAPINDO. Luasnya genangan lumpur yang bisa disaksikan lansung ataupun terlihat melalui tayangan seluruh stasiun televisi membuat kita sungguh tidak percaya, tragedi terbesar di awal abad ke 21 ini ada di negeri kita tercinta. Berapa kerugian materi yang dialami oleh saudara-saudara kita yang lansung berhadapan dengan bencana tersebut sungguh tidak ternyana juga efek domino yang ditimbulkan oleh tragedi tersebut bagi kehidupan berbisnis, perdagangan, pendidikan dan lainnya di Jawa Timur sungguh sangat luar biasa dan SEMBURAN LUMPUR itu masih berlansung sampai detik ini entah kapan akan berakhir, Wallahu Alam.

Korupsi yang teridentifikasi, telah dan sedang menjalankan proses persidangan BAGI PELAKUNYA, boleh di bilang sangat menakjubkan “”” MENAKUTKAN’’’’’ kita anak negeri ini. Melibatkan mantan petinggi polri, anggota DPR dan mantannya, jaksa, mantan petinggi-petinggi di BI dan yang masih aktif, mantan Menteri, sungguh heboh apalagi mereka-mereka sebelumnya adalah idola bagi banyak pemuda-pemudi harapan bangsa ini untuk kelak dikemudian hari agar mereka mampu menyaingi atau bahkan melebihi kiprah mereka secara nasional maupun internasional.

Perekonomian dunia yang memburuk akibat kenaikan minyak bumi dan politik perang di Timur Tengah terutama akibat pengaruh invasi Amerika Serikat ke Irak telah membuat dunia makin panik. Indonesia ikut-ikutan panik, HARGA MINYAK DISESUAIKAN dengan harga negara-negara industri yang pendapatan per kapitanya ribuan persen diatas pendapatan rata-rata penduduk Indonesia, minyak tanah menghilang tapi muncul lagi dengan harga yang aduhai meroket, gas yang sebagai suatu alat konversi energi dari minyak tanah mengikuti pendahulunya minyak tanah, sukar dicari, rakyat berteriak-teriak, tiba-tiba muncul dan harganya melebihi harga ‘’’PERTAMAX”’, padahal dalam industri minyak dan gas bumi, gas merupakan by product, produk sampingan kecuali untuk lapangan-lapangan gas tertentu mereka merupakan produk utama.

Penggalan-penggalan paragraf diatas bila tidak dicermati dengan hati-hati sepertinya ada yang tidak berhubungan, sedikit berhubungan, sangat erat hubungannya satu dengan yang lainnya.

Hubungannya tentu sangat erat dengan apa yang tertuang di paragraf berikut ini:

Siapa yang membaca dengan penuh iman, Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu wa anna Muhammadan abduhu warasuluhu, wa anna Isa abdullahi warasuluhu wabnu amatihi wakalimatuhu alqaaha ila Maryam waruhun minhu , waljannatu haq, wannaru haq (Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra.). Artinya, Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Maha Tunggal dan tidak mempersekutukannya, dan Nabi Muhammad SAW hamba Allah dan utusanNya, dan Isa merupakan hamba Allah dan juga utusanNya dan kalimat Allah yang telah diturunkan kepada Maryam juga Isa sebagai ruh yang diciptakan Allah, dan syurga itu adalah Haq begitu juga Neraka adalah Haq (Al- Hadist, Bukhari & Muslim).

Semua kejadian diatas jelas sekali menuju kesatu arah yaitu Iman kepada Allah, bila kita tidur di malam hari, kemudian bangunlah di sepertiga malam dan kita tarik nafas dalam-dalam, renungkan semua bencana-bencana, tragedi yang dipaparkan diatas pasti dan haqqul yakin menyangkut berkurangnya atau terjadinya decrease keimanan kita pada Sang Khalik Yang Maha Agung, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Mulia, dan Yang Maha Berkuasa.

Interpretasi dari kalimat syahadat di atas, jika kita ikhlas beriman kepada Allah niscaya tidak memunculkan fenomena alam berupa bencana, akhlak kita sebagai penikmat Al-Quran dan Al-Hadist pasti mampu membentengi diri dari melakukan perambahan hutan yang melewati batas, berbuat culas, menghalalkan segala cara dalam memenuhi keinginan nafsu jadi pemimpin, penguasa, dan pebisnis, mengadu domba antar etnis, antar pemeluk agama. Bilamana kita mau menerima dan ridha atas teguran Allah SWT seperti tragedi Lapindo pasti kita bisa membuktikan pada dunia kita mampu membuat solusi yang terbaik untuk rakyat yang mengalami musibah tersebut dan bahkan tidak mungkin kelak dikemudian hari anak cucu kita bisa meraup rezeki dari bencana semburan lumpur meskipun saat sekarang tragedi itu adalah cobaan terhadap iman kita terlepas kejadian tersebut diawali oleh kelalaian manusianya.

Marilah kita dengan lapang dada menerima kesemuanya dan menjadikan musibah, tragedi, dan cobaan diatas sebagai alat pemicu untuk mengangkat kembali keimanan yang mulai surut dalam dada kita kepada Allah SWT. Karena Allah tidak segan-segan memberi ganjaran SYURGA (tujuan haqiqi hidup di dunia fana ini) sebagai Haq kaum pemenang yaitu yang mampu memenej keimanannya. Bagi yang kalah menghadapi cobaan Allah tersebut tentunya akan dianugerahi NERAKA sebagai Haq kaum yang suka berbuat kezhaliman.

Selasa, 02 September 2008

GOING TO HAWAIIAN PARADISE AFTER RAMADHAN

The Hawaiian Islands are one of the most beautiful places on earth. The weather is friendly. The temperature ranges from 60-90 degrees all year long. It’s little warmer in summer and a little cooler in winter, but every day is a beach day for some body.
The environment is friendly. The physical beauty of Hawaii is almost unparalleled. Majestic mountain were created millions of years ago by volcanic activity that thrust these islands three miles from the ocean floor. Wave action across endless eons of time created coral reefs, and then battered and broke them to create miles of white sand beach. Our position at the center of the Pacific ensured that almost every plant and animal who would find a home here would come as an invited guest.
There are no strangers in Paradise. Perhaps the most beautiful part of Hawaii is the genuine warmth of our people. We call it the spirit of Aloha. It has allowed a melting pot of cultures from all over the world to find common ground, and a new home, in this most gentle of places.
The Hawaii of your imagination is somewhere outside. You’ll find it on the endless miles of beaches that ring our islands. Maybe you’ll find it on one of the sixty-seven golf courses. Or maybe, you’ll want to take a little excursion down the “heavenly road to Hana”.

Six Beautiful Islands to Choose From!
In Kauai, incredible natural beauty abounds – from the breathtaking heights of the verdant Kokee forest to the magnificent Na Pali coastline, from the ever-changing colors of Waimea Canyon to the romance of moonlit Hanalei Bay, the beauty of the Garden Island overwhelms your senses.
Oahu is an island of magnificent panoramas, ringed with white sand beaches, capped by towering volcanic peaks, and in between the mountains and the ocean lies the playground of the Pacific.
The majestic leaps of Maui’s humpback whales are the perfect symbol for the magic of this island, where natural wonders set your spirit free and the warm aloha of Maui’s people fills your heart with a sense of belonging.
When you take your first breath of pure, fresh Molokai air, you know you’ve discovered a special place. The cores and stress of the everyday world begin to slip away. Come share the beauty and abundance of this natural island paradise where life moves at the slower, more gracious pace of another age.
Dubbed the “Pineapple Island”, Lanai was operated as a pineapple plantation by the Dole Food Company, Inc., for nearly 70 years. By 1993, pineapple was phased out in favor of more diversified agricultural crops, ranching, and resort development.
Known as the Big Island, Hawaii is twice as large as all of the other major Hawaiian Islands combined, the Big Island is also the youngest of the island chain. At some 800,000 years of age, it’s also still growing. The Hawaii Volcanoes National Park contains one of the world’s most active volcanoes which continues to por into the sea adding to the shoreline.

Relax and Have Fun!
The main thing is that the best way to enjoy your Hawaiian vacation is to get active. Take a guided tour(wet or dry), ride the trolley, ride the bus, rent a car. Better yet, rent a convertible. Put the top down … and explore. Hike the trails. Visit the museums and historical sites. Find a new and undiscovered beach. Let your hair down and have fun. It really doesn’t get any better than this.
The islands have a special place for you, but it’s up to you discover it.
Just remember. You are on vacation! Relax and have fun!