Dicerita ulang oleh Abu Humaid As-Sa’idi ra.; suatu ketika Nabi Muhammad saw. menunjuk seorang “amil” dimana tugasnya mengumpulkan zakat dari kaum muslimin. Setelah menerima mandat dari Rasulullah saw., amil tersebut pergi mendatangi rumah rumah kaum muslimin untuk mengumpulkan kewajiban zakat harta mereka. Setelah tugas yang di embankan padanya selesai dikerjakan, dia datang menemui Nabi saw. dan berkata: Ya Rasulullah saw., tugasku mengumpulkan zakat/shadaqah sudah selesai, ini hasilnya kuserahkan kepada engkau. Dan yang ini adalah hadiah pemberian dari orang wajib zakat yang diberikan untukku.
Maka kemudian Nabi saw. bersabda kepadanya ketika beliau mendapatkan laporan yang berhubungan dengan hadiah yang diterimanya: Wahai saudaraku, mengapa engkau tidak duduk saja di rumah Ayah/Ibumu, supaya kamu bisa melihat apakah ada orang yang memberi hadiah atau tidak?
Lalu Nabi saw. shalat berjamaah, setelah mengucapkan tasyahud dan berzikir beliau berdiri dihadapan para sahabat dan bersabda: Amma ba’du, mengapakah seorang aamil yang diserahi tugas amal, kemudian dia menemuiku dan berkata:
Ini hasil zakat/shadaqah yang aku kumpulkan dan yang ini hadiah yang diberikan kepadaku. Kenapa dia tidak duduk saja dirumah kedua orang tuanya untuk mengetahui apakah ada yang mau memberikan hadiah atau tidak padanya?
Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tiada seorang yang menyembunyikan sesuatu melainkan ia akan menghadap di hari kiamat:
memikul diatas lehernya, jika berupa unta bersuara, atau lembu yang menguak, atau kambing yang mengembek, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan.
Abu Humaid ra. berkata: Lalu Nabi saw. mengangkat kedua tangannya sehingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya. (HR. Bukhari & Muslim)